"Kami dari PT Liga Indonesia tidak ingin masalah rasisme berkembang di tengah kompetisi Liga Super Indonesia," ungkapnya di kantor Liga Indonesia yang ada di bilangan Kuningan Jakarta Selatan, Selasa (19/1/10).
Menurutnya, wasit sudah diberi masukkan untuk segera menghentikan pertandingan jika mendengar ada nada benci yang ditujukan kepada pendukung suporter lain. "Jika ada pertandingan Persebaya melawan Persela, tetapi suporter pendukung Persebaya meneriakkan yel-yel yang berbau kebencian kepada pendukung kesebelasan Arema, padahal yang bertanding Persebaya menjamu Persela, umpamanya, nah wasit segera menghentikan pertandingan dan meminta agar tidak lagi ada teriakkan yang bernada membenci pendukung lain," paparnya.
Yel-yel yang berbau rasis, diakui oleh Joko, merupakan satu pelanggaran yang tidak dibenarkan oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). "Untuk itulah, kami ingin membersihkan rasisme di kompetisi Liga Indonesia," tandasnya.
Diakuinya, yang dinilai rasisme di sepak bola Indonesia itu adalah upaya yang menghasilkan kebencian kepada pihak lain. "Bisa saja kebencian itu ditujukan kepada pemain, perangkat pertandingan atau pun kelompok suporter lain," jelasnya.
Selain masalah rasisme yang mendapat perhatian utama, PT Liga Indonesia juga mengingatkan kepada kelompok suporter agar tidak lagi meneriakan yel-yel yang ditujukan kepada kelompok suporter lain.
"Jika ini tetap dilakukan, saat klub kebanggaan mereka akan bertanding dengan tim yang suporternya tak disukai, maka polisi pun akan enggan memberikan izin pertandingan tersebut karena khawatir akan terjadi keributan antarsuporter yang juga akan mengganggu jalannya pertandingan," urainya.
ORO
Comment Form under post in blogger/blogspot