Jak Mania Dan Viking Bisa Akur...???

Ini ada artikel yg judulnya sih bombastis...The Jak damai ama Viking...! Sayang ternyata isinya cuman teori gak jelas...

Tapi biar bagaimanapun ide perdamaian mesti selalu dimajukan...
Capek dong...ribut melulu...Mending simpan energi buat perang ama zionis Israel dan Kapitalis Amrik...

Cheers...

===Di copy-paste dari : Goal.Com===

Jak Mania Dan Viking Bisa Akur Melalui Interaksi Komunitas

Interaksi positif komunitas diyakini bakal mampu menghentikan pertikaian antar kelompok suporter di tanah air.

Perseteruan hebat antara pendukung setia Persija Jakarta, Jak Mania, dan suporter fanatik Persib Bandung yang dikenal dengan nama Viking, bisa diakhiri melalui intraksi positif komunitas. Dengan interaksi tersebut diyakini kedua kelompok suporter itu mengetahui dan menyadari, jika keduanya memilki kesamaan karena berasal dari satu komunitas.

Demikian dikatakan Dr Eka Ardianto, pakar komunitas dari Prasetiya Mulya Business School, dalam keterangan persnya di kampus Prasetiya Mulya di Jakarta. Sabtu (1/11) siang. Dikatakannya, dari interaksi positif itu banyak hal yang bisa diambil. Namun yang paling utama adalah bagaimana menyadarkan mereka akan eksistensi masing-masing yang merupakan bagian tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya.

"Setidaknya ada tiga hal yang menjadi pemersatu dalam sebuah komunitas. Yakni, nilai-nilai yang biasa disebut moral value, ritual atau kebiasaan, serta kebersamaan. Dari tiga hal ini dipastikan tidak begitu sulit untuk menyatukan mereka," katanya. "Kesamaan dalam sebuah komunitas dipastikan menjadi bahan pemersatu."

Ditanya berapa waktu yang dibutuhkan untuk bisa menyatukan dua kelompok suporter yang sudah cukup lama bertikai itu, pria yang juga vice director of graduate programs sekolah bisnis Prasetya Mulya itu mengaku tidak bisa memastikannya. Sebab hal itu lanjutnya, tergantung sebarapa banyak interaksi positif itu dilakukan.

"Semakin sering intraksi positif itu dilakukan, dipastikan semakin mempercepat proses perdamaian. Itu karena melalui interaksi tersebut membuat mereka semakin menyadari adanya kebersamaan di antara sesama komunitas. Sehingga perseteruan yang selama ini terjadi secara perlahan akan terlupakan," pungkasnya.


Read more.....

Persija Ikut Gubernur Jatim Cup

Di Copy-Paste dari : BolaIndo.Com
Persija Jakarta berencana ambil bagian dalam kejuaraan sepak bola Gubernur Jawa Timur (Jatim) Cup, 8–18 Januari 2009.

Inilah cara menyiasati jadwal Kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) yang molor hampir tiga pekan. Kejuaraan Gubernur Jatim adalah agenda tahunan yang selalu memikat penonton. Kejuaraan ini memiliki gengsi tinggi karena bakal diikuti tim-tim tangguh Jatim seperti Persik Kediri, Deltras Sidoarjo,Persela Lamongan, Arema Malang, serta tim kenamaan Persebaya Surabaya, dan beberapa klub lainnya.

”Kami baru mendapat undangan secara lisan dan masih menunggu undangan tertulis. Tapi, keputusan ikut atau tidak tergantung kesepakatan pelatih dan pengelola klub,”kata Asisten Manajer Persija Ferry Indra Syarief kepada SINDO kemarin. Menurut Ferry, penampilan di GubernurJatimCupadalah cara terbaikmenjaga kondisi pemain yang sudah siap tempur.Tanpa ada pertandingan, lanjut Ferry,fisik dan mental pemain bisa kembali menurun setelah digenjot sebulan penuh.

Apalagi, pengunduran jadwal kompetisi sangat jauh,yakni dari tanggal 3 Januari menjadi tanggal 23 Januari 2009. Selain kejuaraan Gubernur Jatim Cup, Macan Kemayoran– julukan Persija–juga menyisakan satu laga uji coba melawan Persikabo Bogor di Stadion Segar Beriman, Bogor, Sabtu (27/12). Ini adalah uji coba kelima Persija sejak jeda kompetisi putaran pertama. Empat pemanasan sebelumnya berhasil dimenangkan, yakni melawan Africa Seletion 3-2,PS Angkatan Darat 5-2, serta melawan Persikabo dan Persita masingmasing dengan skor 3-1.

Selain soal agenda,Persija juga harus gencar mencari pemain baru setelah gagal merekrut Ekene Ikenwa yang terganjal masalah administrasi. Pemain berkebangsaan Nigeria ini tidak lolos verifikasi Badan Liga Indonesia (BLI) karena masih terikat kontrak dengan klub liga Vietnam. Ekene pun tidak bisa memenuhi syarat tampil 75% dalam satu musim kompetisi sebagaimana disyaratkan BLI. Dengan lepasnya Ekene, Persija langsung mengalihkan incaran ke Leo Citescu.

Namun, manajemen Persija tidak mau terburu-buru karena butuh striker, sedangkan Leo beroperasi di gelandang serang. ”Daripada spekulasi, mending kami cari dulu striker asing lain. Kalau semua mentok, terpaksa Leo kami rekrut,”tandas Ferry. Sementara itu,Pelatih Persija Danurwindo mengakui timnya krisis striker.Apalagi, dua ujung tombak mereka, Bambang Pamungkas dan Aliyudin, harus mengikuti pemusatan latihan timnas Indonesia jelang Pra-Piala Asia 2011 di Qatar.Tanpa dua striker ini, praktis lini depan Persija kurang bertaring.

Selain dua striker,Persija juga mengorbankan tiga pemain lain untuk timnas,yakni Ponaryo Astaman (gelandang bertahan), M. Ilham (sayap kanan), dan Ismet Sofyan (bek sayap kanan).”Kekuatan kami menurun drastis tanpa mereka,”sebut Danur. [sindo]

Read more.....

JakMania ditolak di Cibinong Selamanya?

Kemarin muncul artikel di salah satu harian di Bogor yang memuat pernyataan panpel Persikabo yang akan menolak kehadiran The JakMania di Cibinong selamanya. Ini adalah efek dari keributan yang terjadi sehari sebelumnya antara The JakMania dan Kabomania pasca pertandingan uji coba Persija vs Persikabo di Stadion Persikabo, Cibinong.

Pernyataan tersebut terkesan sangat emosional walau sekilas tampaknya cukup wajar. Sepertinya sang panpel Roni Toisuta tidak sempat berpikir panjang sebelum mengeluarkan pernyataan tersebut.

Mungkin sang panpel lupa bahwa suatu saat, Persikabo juga pasti akan bertanding di Jakarta. Bagaimana jika aksi boikot ini juga dibalas di Jakarta? Atau memang Persikabo juga tidak akan pernah main di Jakarta? Walaupun itu adalah babak final Liga atau Copa?

Apalagi yang akan diboikot bukan cuma The JakMania tapi juga suporter Persikad, Persitara dan Persikota... Aneh...marah

Aksi boikot seperti ini seharusnya dapat dihindari. Karena semuanya akan mendapat kerugian. Keributan antar suporter mestinya diselesaikan dengan komunikasi dan koordinasi yang baik antar kelompok suporter dan panpel. Bukan dengan aksi boikot...!

=====Di Copy-Paste dari Radar Bogor=====

Dua Kali Bikin Onar di Cibinong
The Jack Ditolak Selamanya

CIBINONG - Sikap tegas diambil panitia pelaksana (Panpel) Persikabo pasca kericuhan yang melibatkan The Jack (pendukung Persija) dan Kabomania (pendukung Persikabo) di Cibinong, Sabtu (27/12). Panpel berjanji tidak akan menerima kedatangan The Jack dalam setiap pertandingan yang digelar di Cibinong.

“Mereka (The Jack, red) datang ke Cibinong bukan untuk menyaksikan pertandingan, tapi untuk ribut. Mereka sudah menyiapkan senjata sebelum berangkat. Buktinya, petugas keamanan menemukan banyak senjata tajam, seperti gesper, pedang bahkan durian. Saya tidak tahu, buat apa mereka bawa durian,” tegas panpel Persikabo Ronni Toisuta kepada Radar Bogor di Cibinong, kemarin.

The Jack sudah melakukan dua kali kericuhan besar di Cibinong. Sebelumnya, 11 Maret 2007 lalu saat pertandingan Divisi Utama Liga Indonesia, ratusan The Jack merusak fasilitas perkantoran Pemkab Bogor dan terlibat tawuran dengan Kabomania usai laga Persikabo vs Persija.

“Kalau sudah begini, buat apa kita terima mereka lagi. Lebih baik kita tolak The Jack selama-lamanya,” ujar Ronni. Sebenarnya, kata Ronni, pihaknya sudah meminta The Jack agar tidak datang ke Cibinong pada laga persahabatan tersebut. Namun karena jumlahnya sangat banyak, panpel tidak bisa membendung. “Mereka bilang ke polisi hanya 70 orang (The Jack) yang datang, tapi kenyataannya ada 4.000 orang yang masuk stadion. Itu belum termasuk The Jack yang dipaksa pulang sebelum masuk Cibinong,” ungkap Ronni.

Mengenai fasilitas yang rusak akibat kericuhan itu, Ronni menyatakan pihaknya tidak bertanggung jawab. Ronni justru menyalahkan suporter yang tidak memiliki rasa tanggung jawab.

“Saya tidak mengerti, mengapa mereka menghancurkan masjid. Kasihan juga banyak warung kecil dan rumah warga yang dirusak. Saya juga akan melarang suporter yang timnya berdekatan dengan Persikabo, seperti pendukung Persikad, Persitara dan Persikota,” cetus pria yang sudah dua musim terakhir menjadi panpel Persikabo itu.

Langkah panpel ini didukung Kabomania. Sekum Kabomania Sujiono mengatakan, suporter Persija itu harus diberi pelajaran karena sudah sering melakukan kericuhan. Sujiono meminta panpel dan aparat keamanan membenahi sistem pengamanan suporter sepakbola yang sering berbuat onar.

“Lain kali jika ada kejadian seperti ini, panpel dan aparat keamanan harus lebih jeli dan tidak memberikan peluang untuk masuk,” kata Sujiono. Kabomania sendiri langsung melakukan pertemuan dengan The Jack pasca kejadian dua hari lalu. Namun kesepatakan di antara dua kelompok itu belum tuntas karena masih ada beberapa hal yang terus dibahas.

“Danang dari Persija sudah melakukan komunikasi dengan DKM masjid yang dirusak. Yang pasti, secara umum Kabomania dan The Jack sudah berdamai. Kita tidak ingin ada masalah lagi,” kata dia. (man)

Read more.....

PSAD Juara Invitasi Piala Persija 2008

Di Copy-Paste dari Kompas.Com

Jakarta, Kompas - Persatuan Sepak Bola Angkatan Darat menjuarai invitasi Piala Persija 2008 setelah di partai final menaklukkan PS Angkasa dengan skor 3-1 melalui adu tendangan penalti. Partai final yang dilangsungkan di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, Sabtu (27/12), berlangsung keras dan menjurus kasar.

Pertandingan antara kedua tim berlangsung monoton karena minimnya peluang yang tercipta. Permainan kedua tim tidak berkembang karena sama-sama memperagakan permainan keras yang menjurus kasar. Akibatnya, jarang pemain bisa berlama-lama memainkan bola karena langsung dilanggar pemain lawan.

Pemain depan kedua tim cenderung melakukan tembakan langsung dari luar kotak penalti. Dari sisi penguasaan bola, PS Angkasa cukup mendominasi. Namun, tak satu peluang pun menghasilkan gol dalam waktu pertandingan normal.

Sampai babak kedua usai kedudukan tetap imbang 0-0 sehingga pemenang harus ditentukan lewat adu penalti. Tiga algojo Persatuan Sepak Bola Angkatan Darat (PSAD) sukses melaksanakan eksekusi, sedangkan tiga dari empat eksekutor PS Angkasa gagal.

Sementara itu, kesebelasan Jayakarta menempati posisi ketiga setelah mengalahkan PS MBFA. Jayakarta menang tipis 1-0 berkat gol di pengujung pertandingan berakhir.

Isi kekosongan

Invitasi Piala Persija diikuti 21 klub anggota Persija. Selain untuk memperingati hari jadi Persija yang ke-80, invitasi ini juga digelar untuk mengisi kekosongan kompetisi Persija serta konsolidasi klub-klub anggota Persija.

”Invitasi ini murni inisiatif pengurus klub yang tidak ingin vakum dari kegiatan kompetisi antarklub Persija. Pengurus Persija sudah tidak pernah lagi memutar kompetisi pascapenggusuran Stadion Menteng tahun 2006,” kata Ketua Penyelenggara Invitasi Piala Persija Toto Mardianto.

Menurut Toto, selain menggelar invitasi, pengurus klub-klub juga sepakat mengadakan rapat anggota untuk mengganti Ketua Umum Persija Toni Tobias. Para pengurus anggota klub Persija sebelumnya sudah menyampaikan mosi tidak percaya kepada Toni Tobias dalam rapat umum anggota luar biasa 23 September lalu. Mosi tidak percaya dilayangkan karena pengurus Persija dinilai menyimpang dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Persija.

Para pengurus klub anggota Persija sudah membentuk formatur untuk pemilihan ketua umum Persija yang baru dengan ketua Biner Tobing.

”Selain tidak pernah menggelar kompetisi antarklub anggota Persija, pengurus juga tidak pernah mengadakan rapat anggota tahunan dan tidak transparan soal laporan keuangan. Bulan depan akan kami adakan rapat anggota dengan agenda pemilihan ketua umum yang baru,” kata Biner Tobing. (OTW)

Read more.....

Berangkat ke Bogor gak yaa...?

Hari Sabtu, 27 Desember 2008, Persija akan mengadakan uji coba lawan Persikabo di stadion Persikabo, Cibinong. Uji coba ini sebagai salah satu persiapan tim menjelang putaran kedua tahun depan.

Sebelumnya kedua tim sudah melakukan pertandingan uji coba di stadion Kuningan hari Sabtu lalu. Dan kini giliran Persikabo yang menjadi tuan rumah di Cibinong.

Sebagaimana biasa, The JakMania tentu saja sudah siap meng-orenkan stadion Persikabo untuk mendukung Persija. Namun mengingat sebelumnya pernah terjadi bentrok dengan Kabomania maka tour ke Bogor kali ini terancam gagal.

Jadi berangkat gak yaa..?


Bukannya takut dengan resiko bentrok itu sendiri yang jadi alasan. Tapi efek negatif jika benar-benar terjadi bentrok antara The JakMania dengan para suporter Persikabo. Bisa-bisa citra negatif terhadap The JakMania kembali diangkat oleh media. Dan akibatnya bisa membuat The JakMania sulit mendapat izin menonton dari Kapolda.

Padahal sebentar lagi Persija bakal menghadapi dua partai kandang yang cukup penting. Laga kontra Persipura (5/1/09) dan Persiwa (12/1/09). (Lihat jadual terbaru di sini)

Sebenarnya sayang banget kalau sampai The JakMania tidak bisa hadir ke Cibinong. Walau cuma uji coba tapi tentu semangat para pemain Persija akan lebih tinggi jika didukung langsung oleh pendukung setianya. Apalagi pertandingan jatuh pada hari libur. Lokasi pertandingan yang relatif masih sangat dekat juga menjadi alasan utama.

Tapi kalau akibatnya bisa lebih buruk buat kita di kemudian hari, haruskah kita memaksakan diri? Apalagi kabarnya ada oknum dari kelompok suporter lain yang menjadi kompor perseteruan The Jak Dan Kabomania.marahmarahmarah

Mudah-mudahan pengurus-pengurus The JakMania dapat menemukan solusi terbaik atas hal ini secepatnya. Syukur-syukur jika bisa tetap mengadakan tour ini. Tapi kalaupun tidak bisa, yaa...apa mau dikata.

Mari kita tunggu kabar berikutnya...

Cheers...

"Kami adalah The JakMania
Semangat gembira jiwa kami
Bernyanyi beratraksi menuju satu cita
Maju...kita maju

Hidup Persija...Hidup Persija
"

Read more.....

Persija 3 - Persita 1

Tim Macan Kemayoran kembali menunjukkan taringnya dengan menerkam Persita Tangerang 3-1 dalam pertandingan uji coba di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (23/12). Walau hanya sebuah pertandingan uji coba, namun partai ini cukup penting bagi Persija dalam persiapannya menjelang putaran kedua Liga Indonesia tahun depan.

Dengan dukungan penuh dari anak-anak The JakMania, Persija membuka kemenangan lewat gol Robertino pada menit ke-33. Persita sempat menyamakan kedudukan di menit ke-52 lewat tendangan Made. Namun, Persija kembali unggul berkat gol kedua Robertino di menit ke-70.

Di Menit 73, kembali anak-anak The JakMania membuat stadion Lebak Bulus bergemuruh setelah Greg Nwokolo mencetak gol ketiga.

Kemenangan ini cukup berarti mengingat skuad Persija yang turun banyak diisi oleh pemain lapis kedua. Para pemain inti yang terpilih masuk Timnas tidak diturunkan kecuali Aliyudin. Dengan demikian pelatih Danurwindo dapat melihat kemampuan tim jika suatu saat harus kehilangan pemain utamanya akibat cedera atau hukuman kartu.

Dengan dukungan penuh dari anak-anak The JakMania, Persija membuka kemenangan lewat gol Robertino pada menit ke-33. Persita sempat menyamakan kedudukan di menit ke-52 lewat tendangan Made. Namun, Persija kembali unggul berkat gol kedua Robertino di menit ke-70.

Di Menit 73, kembali anak-anak The JakMania membuat stadion Lebak Bulus bergemuruh setelah Greg Nwokolo mencetak gol ketiga.

Kemenangan ini cukup berarti mengingat skuad Persija yang turun banyak diisi oleh pemain lapis kedua. Para pemain inti yang terpilih masuk Timnas tidak diturunkan kecuali Aliyudin. Dengan demikian pelatih Danurwindo dapat melihat kemampuan tim jika suatu saat harus kehilangan pemain utamanya akibat cedera atau hukuman kartu.

Read more.....

Biang Kerok Band, Ku Anak Jakarta





Read more.....

Tiger Boys





Read more.....

Persija Masih Berupaya Dapatkan Izin Polisi

Di copy-paste dari Kompas

JAKARTA, RABU - Persija Jakarta masih berupaya mendapatkan izin polisi untuk menggelar laga kandang melawan Persijap Jepara di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (1/8). Manajemen tim "Macan Kemayoran" bersama perwakilan pemain berencana menghadap ke Kapolda Metro Jaya atau Kapolri.

Direktur Umum PT Persija, Bambang Sucipto, mengatakan bahwa hari Kamis mereka berencana ke Markas Polda Metro Jaya untuk meyakinkan aparat agar Persija diberikan izin menyelenggarakan laga kandang di Senayan. "Kami pengurus Persija juga mengajak perwakilan pemain, mungkin Bambang Pamungkas atau Ponaryo Astaman yang kami ajak karena ini menyangkut nasib para pemain juga. Kami akan menghadap Kapolda, kalau perlu ke Kapolri," kata Bambang, Rabu (30/7).


Laga kandang Persija melawan Persita pada Senin lalu batal karena tak ada izin dari kepolisian. Tim Macan Kemayoran juga dijadwalkan menggelar laga kandang Jumat melawan Persijap, namun kemungkinan besar juga harus dibatalkan karena belum ada izin dari kepolisian.

Tak hanya itu, nasib partai tandang Persija melawan PSMS Medan, Selasa (5/8) juga terancam batal. Laga ini direncanakan digelar di Gelora Bung Karno karena PSMS, seperti Persija, menggunakan stadion nasional itu sebagai markas.

Menurut Bambang, pihak Persija akan meyakinkan polisi bahwa suporter Persija tak akan melakukan kerusuhan. "Kami telah melakukan pembinaan kepada para suporter. Pada 22 Juni lalu, kami sudah memanggil seluruh korlap (koordinator lapangan) suporter, untuk memberikan pembinaan," paparnya. (RAY)

Read more.....

The Jakmania Bekerjasama dengan Semua Pihak

* Di Copy Paste dari Antara

Jakarta (ANTARA News) - Para pengurus kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania, siap untuk bekerjasama dengan pihak Kepolisian, Panpel, BLI maupun seluruh perangkat terkait yang ada demi menjaga kelangsungan sepak bola di Jakarta dan Indonesia.

"Sehingga cita-cita luhur kita bersama untuk memajukan persepakbolaan Indonesia dapat terus berjalan dengan tidak mengorbankan rasa aman maupun kepentingan masyarakat umum di Jakarta," kata Danang Ismartani, ketua The Jakmania dalam siaran persnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa.


"Paling tidak ke depan kita secara bersama-sama terus berusaha untuk menemukan suatu formula yang pas untuk memajukan sepak bola Indonesia dan memberikan rasa aman bagi masyarakat di kota Jakarta," katanya.

Dengan adanya kerja sama dari seluruh pihak itu, menurut dia, pihaknya optimis bahwa pertandingan sepak bola serta tidak akan menimbulkan ekses yang bisa merugikan maupun mengganggu aktifitas masyarakat.

Pernyataan ini menyusul dibatalkannya pertandingan Persija vs Persita yang seharusnya digelar Senin (28/7), di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan karena tidak dikeluarkannya izin keamanan dari pihak yang berwenang, dalam hal ini Polda Metro Jaya .

Pihak Polda Metro berasumsi bahwa pertandingan tersebut berpotensi menimbulkan kerusuhan antar suporter. Asumsi Polda Metro tersebut dirasa Jakmania berlebihan mengingat pertandingan musim kompetisi ini belum digelar.

Menurut The Jakmania, seharusnya untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut, Polda Metro memanggil pihak terkait, dalam hal ini PT. Persija Jaya dan The Jakmania yang akan menghadirkan suporter.(*)

Read more.....

Tak Dizinkannya Persija Terlalu Berlebihan

* Di copy-paste dari Top Skor
29/07/2008


KEKHAWATIRAN bakal tidak terselenggaranya pertandingan antara Persija Jakarta melawan Persita Tangerang dalam lanjutan Indonesia super League (ISL) 2008 di Stadion Utama Gelora BK, Senin (28/7) menjadi kenyataan. Karena tidak mendapatkan izin dari pihak Polda Metro Jaya, panpel Persija sebagai tuan rumah tak berani mengelar pertandingan yang sudah dijadwalkan tersebut.

Menurut pandangan kita, terlalu berlebihan jika pihak kepolisian tak mau memberikan izin penyeleng-garaan pertandingan Persija hanya karena khawatir bakal muncul kerusuhan dari para suporternya. Sebagai aparat keamanan, menjaga dan mengamankan sebuah pertandingan sepak bola sudah menjadi keharusan.


Sepanjang prosedur yang dijalankan panitia penyelenggara telah dipenuhi, sebenarnya tidak ada alasan bagi kepolisian untuk tak mengizinkan. Sejauh ini kita pun tidak melihat adanya ancaman sangat serius yang dapat menganggu keamanan pertandingan kedua tim.

Kalaupun kemudian terjadi kerusuhan, tugas aparatlah untuk mengambil tindakan tegas tanpa pandang bulu. Kita pun menolak segala bentuk kekerasan dan anarkisme dalam sepak bola. Sudah sepantasnya para pelaku kerusuhan dalam sepak bola dihukum berat.

Tidak diizinkannya pertandingan Persija lawan Persita patut menjadi perhatian serius Badan Liga Indonesia (BLI). Di tengah mulai semaraknya kompetisi model baru ini sangat disayangkan jika sampai ada klub yang terjadi tidak bisa menggelar pertandingannya di kandang sendiri karena tidak mendapat “restu” dari aparat keamanan.

Barangkali perlu dibuka dialog antara BLI dan pihak kepolisian, dalam hal ini Mabes Polri, sehingga ke depan kejadian yang dialami Persija tak sampai terjadi lagi. Kita mendukung tidak diberikannya izin dari polisi sepanjang alasan yang dikemukakan cukup jelas.

Kerusuhan dalam sepak bola di Indonesia memang masih menjadi momok, tapi tidak seharusnya pula disikapi dengan kekhawatiran yang berlebihan dari aparat. Sepanjang dibarengi dengan tindakan tegas bagi pelaku kerusuhan, tidak ada alasan untuk khawatir.

Semoga kejadian ini bisa menjadi hikmah bagi seluruh komponen yang terlibat dalam perhelatan ISL 2008, termasuk menyadarkan suporter untuk tidak coba-coba melakukan tindakan anarkis yang pada akhirnya hanya merugikan klub serta sepak bola Indonesia pada umumnya. *

Read more.....

Jelang Persija vs Persita

http://the-jakmania.blogspot.comLaga kontra Persib telah berhasil kita lewati dengan sukses. Di depan telah menunggu Persita
yang juga tidak bisa dianggap remeh. Namun kali ini Persija akan bermain di kandangya yang baru Stadion Utama Gelora Bung Karno. Pertandingan kandang perdana dalam suasana penuh optimisme usai menerkam maung maka kemenangan tentu menjadi harga mati yang tak bisa ditawar lagi.

Namun kali ini gue justru lebih tertarik untuk menulis tentang persiapan The JakMania dalam menghadapi pertandingan ini.


Kita semua sudah tahu apa yang terjadi dalam laga Persija vs Persib kemarin. Kekalahan Persib 2-3 dari Persija tidak dapat diterima oleh para pendukungnya. Akhirnya terjadi kerusuhan di dalam dan di luar stadion. Kita juga tahu akibat hal ini maka komdis memberikan sangksi antara lain melarang bobotoh hadir ke stadion dengan atribut Persib.

Cukup disayangkan, gara-gara ulah sebagian bobotoh maka seluruh pendukung Persib yang kena getahnya. Apalagi hukuman yang dijatuhkan juga tidak bisa menjamin tidak terulangnya kerusuhan di kemudian hari. Namun setidaknya ini bisa memberikan pelajaran bagi siapapun untuk lebih serius lagi memerangi kerusuhan dalam sepakbola, terutama bagi anak-anak The JakMania...!

Segera setelah kerusuhan terjadi, banyak situs di internet kebanjiran komentar yang kebanyakan bernada hujatan, celaan, makian sampai sumpah serapah. Banyak juga di antara mereka yang memakai identitas The Jak. Walau banyak juga yang bisa memberikan komentar dengan kepala dingin namun tetap keras.star

Semua itu mestinya dapat menjadi pelajaran berharga bagi The JakMania khususnya dalam pertandingan kandang Persija nanti. Jangan sampai kejadian di Bandung kemarin terulang di Senayan. Kejadian kemarin adalah bukti nyata bahwa fanatisme buta, dendam dan kekerasan adalah KEBODOHAN.

Buat mereka yang kemarin sempat mencaci aksi bobotoh yang rusuh maka besok harus menunjukkan bahwamereka tidak akan melakukan hal serupa. Jika kalian teriak hal itu sebagai norak, kampungan, tidak dewasa dsb. Maka buktikanlah kalau kalian tidak akan melakukan hal yang norak, kampungan dan tidak dewasa.

Dan pertandingan kontra Persita, Senin besok akan menjadi pembuktian pertama. Apakah kita, The JakMania, adalah supporter sejati yang tidak norak dan kampungan. Atau sebaliknya???

Syukur ketika membuka situs The JakMania Online sudah ada BF yang menyuarakan agar para The Jakers dapat menjaga sikap dengan baik sebagai tuan rumah. BF juga sudah menyrankan agar pengurus The Jak dapat melakukan koordinasi yang baik dengan berbagai pihak untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Koordinasi ini juga diharapkan termasuk dengan komunitas pendukung Persita yang memiliki sejarah kurang baik dengan The JakMania.

Jika perlu, The Jak ikut melakukan pengawalan terhadap tim dan supporter tamu sebagaimana yang telah dilakukan oleh bobotoh terhadap tim Persija menjelang pertandingan. Pengawalan dilakukan sebelum dan sesudah pertandinganpeluk. Sehingga kemungkinan adanya tindakan negatif terhadap tamu dapat diminimalisir.

Jika The JakMania dapat menjadi tuan rumah yang baik pada pertandingan besok maka ini akan menjadi pukulan telak bagi Viking yang selama ini selalu memusuhi The JakMania. Sebaliknya jika sampai ada insiden yang melibatkan The JakMania, tentu akan menjadi sasaran empuk bagi mereka untuk balik mencaci dan mencerca. Jika sudah begitu, semakin sulit mengharapkan kedamaian akan terwujud.takboletakboletakbole

Maka dewasalah dalam berpikir dan bertindak. Hindari kekerasan. Dukung Persija dengan penuh semangat lewat yel-yel dan lagu. Bukan dengan kerusuhan yang justru merugikan tim Persija secara keseluruhan.marahmarahmarah

Jika kita memang benar-benar mencintai Persija, gue yakin kita bisa melakukan itu.
Ayo buktikan...!!!


Read more.....

Macan terkam Maung di kandangnya


Partai terpanas dalam Liga Super Indonesia 2008 antara Persija vs Persib di Stadion Siliwangi kemarin dimenangkan oleh Persija dengan 3-2. Persija membuktikan ucapannya bahwa "haram" bagi Persija untuk kalah dari Persib di Siliwangi.


Partai klasik yang sarat gengsi ini pantas dijadikan salah satu partai terbaik dalam kancah Liga Super. Perseteruan kedua klub yang sudah memiliki sejarah panjang tampak jelas di tengah lapangan. Kedua kesebelasan tampil ngotot dan menyajikan permainan saling serang secara terbuka. Apalagi kedua tim juga dapat tampil full team dan menurunkan seluruh pemain-pemain terbaiknya.

Pertandingan yang sempat diwarnai benturan keras antar pemain ini menjadi semakin enak ditonton karena para pemain masih dapat melakukan kontrol emosi dengan baik. Alhasil keributan antar pemain yang sempat dikhawatirkan tidak terjadi.

Sayang pertandingan agak diusik oleh kepemimpinan wasit Alil Trimenggo yang beberapa kali melakukan kesalahan fatal. Bambang Pamungkas sebagai kapten tim Persija tampak beberapa kali melakukan protes keras atas keputusan wasit yang dianggap merugikan.

Salah satunya adalah ketika bek Persib menyentuh bola di dalam kotak penalti namun wasit tidak mengganjarnya dengan hukuman penalti. BePe yang terlibat langsung dalam kejadian tersebut sangant yakin jika pemain Persib tersebut melakukan handsball. Bola yang diangkat oleh BePe jelas tertahan lengan bek Persib. Padahal saat itu Bepe memiliki kans besar untuk menjebol gawang Persib yang dikawal Cecep S.

Wasit justru emmberikan hadiah penalti bagi Persib ketika Hilton Moriera dijatuhkan Abanda sedikit di luar kotak penalti. Tayangan ulang di televisi jelas menunjukkan hal tersebut. Apalagi Abanda tidak tampak melakukan sliding pada Hilton walau memang ada kontak diantara keduanya.

Di tengah laga panas dan bergengsi seperti ini, sedikit saja keputusan wasit yang merugikan akan dapat berimbas negatif terhadap jalannya pertandingan secara keseluruhan. Tampaknya komisi wasit perlu mempertimbangkan lagi kualitas Alil untuk memimpin laga sekelas Persija-Persib.

Uniknya, walau wasit tampak lebih merugikan tim Persija namun para pendukung Persib justru menganggap sebaliknya. Kurang jelas momen mana yang dijadikan alasan. Bisa jadi mereka menganggap gol BePe berbau offside. Namun dalam tayang ulang jelas sekali bahwa posisi BePe masih berjarak satu dua langkah di depan Nova Arianto. Jadi keputusan hakim garis memang sudah tepat.

Namun tentu saja para pendukung Persib sulit untuk menerima hal tersebut. Karena gol BePe itu bisa jadi meruntuhkan semangat pemain Persib untuk mengejar defisit gol. Apalagi lini pertahanan Persija tampil begitu solid malam tadi. Seluruh pemain tampil begitu ngotot dengan konsentrasi tinggi untuk mematikan serangan-serangan lawan. Jauh sekali dari kesan pemain SALON sebagaimana sering terlihat ketika Persija tampil sebelumnya.

Pertandingan yang seru dan enak ditonton akhirnya menjadi rusak karena ulah sebagian pendukung Persib yang melakukan pelemparan hingga pembakaran di dalam stadion bahkan juga dilanjutkan di luar stadion dengan melakukan sweeping kendaran berplat nomor Jakarta.

Aksi anarkis mulai tampak setelah gol ketiga Persija dari BePe. Kemudian menjadi semakin besar ketika Hilton Moriera gagal memanfaarkan hadiah penalti dari wasit Alil Trimenggo. Pendukung Persib (Miss "V" ???) mulai melakukan perusakan dan pembakaran di dalam stadion. Akibat ulah anarkis ini, pertandingan sempat dihentikan selama 20 menit. Setelah kerusuhan mereda pertandingan dilanjutkan untuk menyelesaikan sisa waktu sekitar 5 menit.

Dalam sisa waktu tersebut kembali Persib mendapat hadiah penalti dari wasit. Sayang momen ini tidak ditayangkan oleh ANTV sehingga belum diketahui pasti prosesnya hingga muncul keputusan penalti dari wasit. Semoga penalti itu bukan dimaksudkan untuk mendinginkan suasana pendukung Persib yang sedang membara. Karena bisa jadi supporter lain akan melakukan hal serupa agar mendapat hadiah penalti dari wasit. Mengikuti kata Presiden SBY, "Wasit tidak boleh kalah sama teror..."

Read more.....

Persija Sebut 'Haram' Kalah Di Kandang Persib

Persija bertekad meraih poin dari kandang Persib Bandung. Macan Kemayoran pun menyatakan 'haram' kalah dari seteru abadinya itu.


Oleh Yuslan Kisra www.goal.com

Nada sesumbar terlontar dari mulut manajer Persija Jakarta Harianto Badjoeri. Hal itu terkait dengan laga tandang Macan Kemayoran ke kandang Persib Bandung, dalam lanjutan pertandingan Superliga 2008/09 di Stadion Siliwangi, Bandung, Minggu (20/7) malam.

Pria yang juga kepala dinas Trantib dan Linmas DKI Jakarta tersebut menyatakan jika musim ini Persija 'haram' kalah dari Persib. Ia mengaku sangat yakin jika Bambang Pamungkas (foto) dan kawan-kawan mampu meraih poin dari kandang musuh seteru abadinya tersebut.


Pernyataan Badjoeri itu disampaikannya dihadapan wartawan ketika ditemui usai mendampingi para pemain Persija melakoni sesi latihan sore, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (18/7) petang kemarin.

"Bukan bermaksud menyombongkan diri. Tapi 'haram' bagi kami untuk kalah di kandang Persib musim ini. Kami datang untuk menang," sungut Badjuri. "Pemain kami sudah siap secara teknis maupun non-teknis. Maka dari itu kami sangat yakin mampu mencuri poin dari Persib."

Ditambahkannya, dirinya telah berbicara dengan semua pemain agar melakukan yang terbaik saat bertandang ke Bandung. Ia pun mengaku telah mewanti-wanti pemainnya agar tidak perlu takut dengan teror yang akan dihadapi dari Bobotoh (pendukung setia Persib Bandung).

"Kami yakin Panpel (panitia pelaksana) pertandingan Persib akan melakukan pengamanan terbaik buat kami. Terlebih dengan kondisi sepakbola kita yang sudah memasuki era profesional. Sehingga tidak perlu lagi ada yang ditakuti," pungkasnya.


Read more.....

Gol Ismet vs Persik





Read more.....

Gondal-Gandul, Siapa Suruh Lawan Persija





Read more.....

Gondal-gandul, Nonton Koboi





Read more.....

Gondal-Gandul, Taman Lawang





Read more.....

Siapa yang Suruh Lawan Persija





Read more.....

JakMania 2





Read more.....

Slemania-TheJak Saudara





Read more.....

Majulah Persija




Read more.....

Hymne Persija




Read more.....



Read more.....




Read more.....

Supporter Sepakbola, Kenapa Rusuh...?

Belakangan sedang hangat jadi pembicaraan soal kerusuhan suporter yang mengakibatkan kematian seorang anggota The JakMania yang bernama Fathul Mulyadin. Padahal bulan lalu juga telah terjadi kerusuhan di Stadion Brawijaya yang melibatkan Aremania.

Sepertinya berita keributan dan kerusuhan supporter di Indonesia tidak pernah ada habisnya. Maka kemudian banyak pihak yang memberikan stigma buruk terhadap supporter Indonesia dan sepakbola nasional pada umumnya.

Namun adilkah hanya menyalahkan supporter atas setiap kerusuhan tanpa melihat faktor sebab akibat yang memperngaruhinya?


Sebenarnya keributan dan kerusuhan suppporter tidak hanya terjadi Indonesia. Di luar negeripun terjadi hal serupa dengan skala yang bahkan lebih menghawatirkan. Namun ini tentu saja tidak bisa jadi pembenaran bagi kerusuhan serupa di dalam negeri.

Di setiap negara tentunya memiliki faktor-faktor khusus yang mempengaruhi kekerasan dalam dunia sepakbolanya. Di Italia misalnya, kekerasan yang terjadi selama ini bahkan sudah dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu. Di sana ada istilah sayap kiri, komando garis keras dll. Tidak heran di berbagai pertandingan terlihat spanduk dengan foto Hitler, Che Ghuevara atau Mussolini.

Pada umumnya kekerasan dan keributan di negara Eropa dipengaruhi oleh minuman keras yang memang legal diperjual belikan. Supporter Inggris, Jerman dan Belanda adalah negara-negara yang terkenal sebagai penggemar bir kelas berat.

Nmaun kondisi kita di sini agak jauh berbeda. Kebiasaan minum-minuman keras bukanlah budaya Indonesia. Ideologi perlawanan juga belum merambah dunia supporter kita. Walau dalam beberapa hal, unsur-unsurnya sudah mulai terlihat.

Lalu apa saja faktor-faktor yang berperan besar atas terjadinya kerusuhan dan keributan yang melibatkan supporter di Indonesia???

1. Gambaran bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Supporter sepakbola adalah bagian kecil dari rakyat Indonesia yang yang ratusan juta jumlahnya. Dalamnya jurang perbedaan tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi serta rasa keadilan yang tak terwujudkan menjadi bahan bakar utama berbagai kerusuhan. Tidak hanya di sepakbola tapi juga pada kasus-kasus lainnya di Indonesia.

Budaya Amok, yang menurut pakar budaya sudah kita miliki sejak dahulu kala sepertinya masih belum hilang sampai generasi sekarang. Ketika ada kesempatan bersama melepaskan tekanan batin akibat ketidakadilan sosial maka direalisasikan dengan merusak, membakar dan mengamuk sejadi-jadinya. Tidak ada lagi rasionalitas, yang ada hanyalah ledakan emosi yang sudah sedemikian lama terpendam.

2 Sentimen Kedaerahan.

Kompetisi sepakbola yang ada sekarang adalah gabungan dari dua kompetisi sebelumnya, yaitu Perserikatan dan Galatama. Namun tampaknya pengaruh kompetisi perserikatan yang sangat kental dengan sentimen kedaerahan lebih mendominasi. Berbeda dengan klub semi profesional ala galatama yang dapat melampaui batas-batas primordial, klub perserikatan memang identik dengan sentimen kedaerahan.

Hal ini semakin diperparah oleh tingkah para elite politik yang justru memanfaatkan sentimen ini untuk meningkatkan popularitasnya di mata masyarakat. Banyak bupati dan gubernur menjadi pembina klub walau tidak paham sama sekali dengan sepakbola.

3. Faktor PSSI.

Sebagai organisasi tertinggi di sepakbola, PSSI masih terkesan menutup mata atas pembinaan supporter. Sampai saat ini PSSI masih belum merasa perlu untuk mengakomodir segala urusan dan masalah supporter ke dalam struktur kepengurusan mereka. Padahal supporter adalah bagian dari sepakbola sehingga pembinaan dan pengembangannya juga menjadi bagian dari tugas PSSI.

Maka wajar jika supporter seperti tidak memiliki ayah yang dapat membimbingnya dan lalu berbuat sekehendak hatinya.

Ketidak adilan dan ketidak tegasan bahkan ketidak profesionalan PSSI juga membuatnya kehilangan wibawa. Suatu kelompok suporter yang jelas memiliki kesalahan bisa luput dari hukuman namun hal sebaliknya bisa terjadi. PSSI mesti lebih tegas dan konsisten dalam menjalankan aturan yang dibuatnya sendiri. Jangan dibiasakan pengampunan dan pengurangan hukuman untuk meberikan efek jera yang maksimal. Beberpa kasus ketua umum turun tangan menganulir dan mereduksi keputusan yang dibuat komdis.

4. Aparat Keamanan.

Dalam sebuah talk show di televisi, Menegpora Adhyaksa Dault mengungkapkan rencana untuk menyempurnakan protap bagi pengamanan penyelenggaraan pertandingan. Tanpa banyak putar otak, hal ini dapat diartikan bahwa protap yang ada sekarang masih jauh dari sempurna.

Masih dalam kesempatan yang sama, Bung Yesayas Oktavianus(wartawan senior) mempertanyakan jumlah dan penempatan aparat keamanan yang menurut pengalamannya selama puluhan tahun sebagai wartawan sering tidak sesuai dengan yang diminta oleh panitia pertandingan.

Kerusuhan juga tidak jarang disulut oleh tindakan aparat yang arogan dan overacting. Akibatnya massa menjadi amrah dan membalasnya dengan kerusuhan. Sebaiknya pendekatan represif segera ditinggalkan. Bangun komunikasi yang baik dengan supporter dan gunakan cara-cara persuasif dan simpatik.

Aparat juga jangan lupa dengan tugasnya di stadion, yaitu menjaga keamanan dan bukan menonton! Awasi setiap bibit keributan dan cegah jangan sampai meluas.

Hindari penggunaan mesin perang di stadion. Supporter bukanlah musuh di medan tempur yang harus dihadapi dengan teknik pertempuran. Gas air mata selama ini justru lebih sering menimbulkan kepanikan daripada menenangkan suasana. Penonton yang sudah terjatuh atau menyerah seharusnya diselamatkan, bukan dipukul dan ditendang ramai-ramai.

Alasan bahwa aparat juga manusia yang mempunyai emosi tidaklah dapat diterima. Karena aparat keamanan yang baik mestinya dapat menjaga kontrol emosi dalam mengahadapi situasi apapun.

5. Wasit dan aparat pertandingan.

Wasit yang bermutu dan tegas akan dapat mencegah banyak kerusuhan sepakbola di Indonesia. Namun sayangnya sampai saat ini kondisi wasit kita masih jauh dari harapan.

Sebagai salah satu alat ukur kualitas wasit lokal adalah dengan melihat kiprah mereka di kegiatan sepakbola di luar pentas nasional. Sangat disayangkan tidak satupun wasit kita yang terpilih dalam penyelenggaraan piala Asia 2007 yang lalu. Padahal Indonesia adalah salah satu tuan rumah.

Ini tentu menggambarkan kualitas wasit kita belum bisa mendapat pengakuan di lingkup Asia.

Namun bukan berarti ini bisa jadi pembenaran untuk melakukan penganiayaan terhadap wasit. Pemain, pelatih, official dan supporter mesti lebih menghormati setiap keputusan wasit walau berat sekalipun. Jangan terlalu mudah menumpahkan kesalahan pada wasit dan hakim garis. Tugas berat buat pak IGK.Manila dalam mendongkrak kualitas di tengah segala macam kendala.

6. Kondisi Stadion.

Kebanyakan kondisi stadion di Indonesia masih kurang memenuhi syarat untuk menggelar laga besar tingkat internasional. Fasilitas pengamanan yang minim, kapasitas terbatas, lokasi yang terlalu dekat ke pusat kota dan kurangnya fasilitas pendukung lainnya.

Stadion lebak bulus di Jakarta, gelora 10 November di Surabaya dan stadion siliwangi di Bandung adalah tiga contoh stadion yang terletak terlalu dekat ke pusat kota. Hal ini sangat berpotensi menimbulkan kerusuhan jika keributan menjalar ke luar stadion.

Dengan kondisi stadion yang sempit tentu lebih menyulitkan petugas untuk melakukan filter terhadap penonton yang berpotensi membuat keributan.

7. Internal kelompok supporter.

Pengurus kelompok-kelompok supporter yang ada hingga saat ini masih lebih banyak melakukan usaha untuk memperbanyak jumlah anggota tanpa memperhitungkan kemampuan untuk mengelolanya.

Semakin besar jumlah anggota akan semakin menyulitkan kelompok suporter untuk menertibkan anggotanya. Apalagi di luar anggota yang terdaftar dan terorganisir masih bayak fans yang tidak terdaftar. Membedakan keduanya tidaklah mudah. Suporter yang tidak terorganisir inilah yang lebih sulit untuk dikendalikan.

Mungkin sudah saatnya untuk membuat seleksi yang lebih ketat dalam penerimaan anggota. Terutama syarat minimal usia yang diperbolehkan mendaftar. Selain itu juga dibuat atribut khusus yang dapat membedakan antara anggota dan simpatisan. Ini cukup penting agar kelompok suporter tidak terus menerus dijadikan kambing hitam atas setiap kerusuhan yang terjadi.

Pembinaan dan pengawasan internal mesti lebih digiatkan. Terapkan sanksi tegas terhadap anggota yang melanggaar aturan seperti membuat keributan dan memancing permusuhan dengan suporter lain. Bisa juga dibentuk keamanan internal yang bertugas menjaga ketertiban anggota sebelum polisi turun tangan.

Setiap kebijakan dari pengurus hendaknya dapat diterima dan dijalankan dengan baik hingga ke tingkat paling bawah. Untuk itu perlu diadakan komunikasi yang intensif dan konsisten. Beberapa kelompok suporter telah melakukan hal ini dengan baik namun belum juga berhasil menjangkau arus bawah yang justru paling sering menyebabkan keributan.

8. Komunikasi antar kelompok supporter.

Jika kondisi internal kelompok suporter sudah dibenahi maka hubungan dengan kelompok suporter lain juag mesti lebih ditingkatkan. Sejauh ini upaya untuk itu sedah cukup baik. Sudah dua tahun berturut-turut diadakan jambore suporter yang didukung oleh sponsor Piala Indoensia.

9. Pengaruh media massa.

Sudah menjadi tabiat media dimanapun untuk mengekspos suatu fakta yang menarik dan memiliki nilai berita tinggi. Suatu kejadian atau fakta akan disajikan dengan cara yang cenderung bombastis dan dramatis.

Maka keributan antar suporter selalu menjadi headline di media massa. Di satu sisi, hal ini dapat memancing dan mengajarkan kelompok suporter lainnya untuk menunjukkan style="font-style:italic;">kemampuan yang sama.
Bahkan dengan membuat citra negatif terhadap sebuah kelompok malah justru akan meningkatkan militansinya. Karena mereka seperti tidak ingin melepaskan predikat Jagoan yang telah diberikan oleh media.

Sebaliknya kelompok lawan akan selalu memberlakukan status siaga penuh jika berhadapan dengannya. Bahkan sesekali mencoba kehebatan sang Jagoan

10. Kontrol sosial.
Terakhir yang berperan dalam terjadinya kerusuhan suporter adalah semakin lemahnya kontrol sosial terutama dari level paling bawah yaitu keluarga. Banyak anak-anak di bawah umur dibiarkan pergi ke stadion tanpa pengawasan orang dewasa. Maka di stadion anak umur 12 tahun sudah dapat menerima pelajaran gratis dari seniornya untuk tawuran.

Peran keluarga dalam menanamkan mental suporter yang cinta damai dan anti kerusuhan adalah filter pertama untuk mencegah terjadinya keributan antar suporter. Sayangnya belum semua orang tua memahami betul hal ini.

Kesimpulan.


Kerusuhan dan keributan antar suporter dapat dicegah jika semua pihak mau memahami dan mengakui kesalahannya untuk kemudian memperbaikinya. Selama ini justru lebih sering terjadi penyangkalan dan main lempar kesalahan. PSSI menyalahkan aparat keamanan, aparat menunjuk suporter yang tidak bisa diatur suporter menyalahkan wasit dan lain sebagainya.

Suporter sepakbola jangan dihadapi sebagai musuh. Tapi sebagai anggota keluarga yang perlu dirangkul, dibina, diarahkan, diberikan motivasi dan lain sebagainya. Semuanya dilakukan dengan komunikasi dua arah yang terbuka. Jangan hanya ditegur dan dimarahi tanpa memberikan kesempatan mereka untuk berbicara.

Semua pihak mesti sadar bahwa akar permasalahandari setiap kerusuhan bisa berbeda-beda. Jangan selalu mengkambing hitamkan suporter sebagai sumber masalah. Karena sebetulnya mereka lebih tepat disebut korban. Korban dari para orang tuanya yang lebih suka menyalahkan anaknya daripada melihat kekurangan diri sendiri.

Bersatulah wahai suporter Indonesia
dalam damai
dalam kegembiraan
dalam persaudaraan
Majulah sepakbola Indonesia


Read more.....

Surat dari Persipura Mania!!!

(Diambil dari DetikForum)

Originally Posted by anakgrafiz View Post
Salam Olahraga, Suadara2 tercinta....


Pertama2, Kami mohon maaf juga turut berduka sedalam2nya terhadap aksi brutal yang menjurus anarkisme berlebihan dari teman2 kami pendukung persipura, yang mengakibatkan tewasnya suporter PERSIJA. Untuk itu kami merasa perlu menjelaskan secara rinci kronologis dan sejarah awal terjadinya tragedi berdarah yang sama2 kita tidak inginkan. Agar tidak terjadi kesalahpahaman bagi teman2 pecinta sepakbola juga bagi kelompok supporter manapun.



Pada hari rabu, 6 januari 2008. Kami the comments dari daerah kepu, atrium senen dan juga kelapa gading memasuki kompleks GBK tepat pukul 15.30 w.i.b.
Lantas secara berbondong2 memasuki stadion DENGAN PEMERIKSAAN dan juga PENGGELEDAHAN YANG SANGAT KETAT DARI PETUGAS KEAMANAN, bahkan korek api pun tidak diperkenankan untuk dibawa masuk.

Sesampainya di dalam stadion, kami menonton pertandingan dengan tertib, TANPA PERNAH MENGGANGU KETENANGAN SUPPORTER LAIN, BAHKAN MENYORAKI MEREKA PUN KAMI TIDAK MELAKUKANNYA. Kami semua terfokus pada tim kesayangan kami, PERSIPURA. Teriakan yang datang dari tribun kami semuanya tertuju pada TIM dan PELATIH KAMI, RAJA ISA yang tidak juga menurunkan boas salossa hingga menit terakhir perpanjangan waktu.

Menjelang berakhirnya BABAK II, Kami mendapat perlakuan yang tidak sepatutnya dilakukan oleh supporter PERSIJA, dalam hal ini THE JAK! yang melemparkan botol2 minuman, tas plastik berisi air kencing ke arah kami. Awalnya kami tidak membalas tindakan tersebut, tapi kemudian mereka kembali mengulangi hal yang sama yaitu melempari kami. Kami sempat membalas mereka dengan teriakan agar mereka menghentikan aktifitas mereka, karena kami masih berada di tribun bawah. Memasuki adu penalti selesai, mereka malah terus menerus melakukan aksi pelemparan kepada pendukung kami di tribun bawah. Hal ini sangat memancing emosi kami, sebagai manusia kami merasa tidak di hargai di sini. Padahal kami SAMA SEKALI TIDAK PERNAH MEMANCING AMARAH SUPPORTER LAIN. Kami pun tidak mengerti ALASAN APA hingga THE JAK yang pada saat itu belum bermain seperti sengaja MENGUSIK kami dan ini bukan yang pertama kali. Bahkan yang sangat kami sesali adalah aksi petugas keamanan yang menempatkan mereka di atas kami juga lambannya tindakan walaupun kami sempat meneriaki petugas untuk menertibkan THE JAK yang berada diatas kami. Keadaan diperparah ketika kami memutuskan untuk berlari keluar, petugas menghadang kami kemudian THE JAK terus melempari kami dari atas. Inilah yang semakin membakar emosi kami, kami pun bertindak anarkis terutama kepada THE JAK, yang kami anggap telah memulai bara permusuhan. Kami pun di tembaki gas air mata dan peluru hampa.

Secara logika, kalau saja kami kecewa dengan kekalahan tersebut dan seandainya kami adalah perusuh, yang seharusnya kami serang adalah supporter PSMS MEDAN, tapi nyatanya kami menerima kekalahan tersebut hanya saja KAMI TIDAK TERIMA PERLAKUAN YANG TIDAK MANUSIAWI DARI THE JAK!

Apa sih maunya THE JAK?

itu yang kemudian menjadi pertanyaan kami semua. Selama pertandingan Sepak Bola di senayan, Kami supporter PERSIPURA tidak pernah MARAH karena KALAH atau MENGINTIMIDASI SUPPORTER LAIN! Buktinya pada FINAL COPA DJI SAMSOE, walaupun KALAH adu penalti dari SRIWIJAYA FC, toh kita semua pulang dalam keadaan baik2. Kami melihat ini sebagai KEJAHATAN TERORGANISIR dari KUBU THE JAK yang setiap kali ketemu PERSIPURA tidak pernah menang dan selalu berakhir ricuh. Pada FINAL LIGINA 2005, ketika PERSIJA kalah dari PERSIPURA, THE JAK pula yang memancing KERUSUHAN, mereka tidak memandang kami sebagai tamu apalagi manusia. Itulah yang perlu kami tunjukkan pada mereka, agar tidak merasa menjadi RAJA di kampung halaman sendiri lantas berhak SEMENA2 terhadap yang lain. Karena kami masyarakat PAPUA pantang untuk menyerah, apapun kami lawan biarpun kami sedikit dalam hitungan jumlah!!! Peristiwa berikutnya kembali terjadi pada SEMIFINAL COPA DJI SAMSOE, lagi2 PERSIJA KALAH dan THE JAK kembali membuat rusuh, toh kami tetap tenang. kalau kami terpaksa membalas itu semua di karenakan kami berupaya dan BERHAK untuk membela diri! SIAPA SIH YANG MAU MATI KONYOL DISERANG lantas DIAM? dan terakhir peristiwa SEMIFINAL kemarin yang justru sekali lagi membuat kami HERAN, padahal lawan PERSIPURA pada saat itu bukanlah PERSIJA, tapi kok bisa THE JAK menyerang kami? Kami sudah membantu mereka untuk lolos ke senayan, dengan menampilkan permainan biasa2 saja pada partai terakhir 8 besar tapi yang kami dapatkan malah lemparan. Satu nyawa menghilang, bagi kami dalam konteks sebagai upaya pembelajaran ADALAH hal yang wajar dan LUMRAH. AGAR THE JAK TIDAK LAGI SEMENA2 TERHADAP SUPPORTER TIM LAIN YANG DATANG BERKUNJUNG KE JAKARTA dan AGAR MEREKA TIDAK ASAL RUSUH KALAU TIM MEREKA KALAH!!! SEKALI LAGI KEMATIAN ADALAH HARGA YANG PANTAS AGAR MEREKA SADAR AKAN ULAH MEREKA SENDIRI SELAMA INI!! Toh, kami menyadari, kami pun melakukan aksi anarkis yang berlebihan akibat tersulut emosi, TIDAK SEHARUSNYA KAMI MERUSAKI KENDARAAN2 ATAUPUN GEDUNG2 PERKANTORAN. Untuk itu sekali lagi KAMI MEMOHON MAAF atas TINDAKAN ANARKIS KAMI kepada KORBAN PELEMPARAN maupun KORBAN PENGRUSAKAN, adapun kami sama sekali tidak berniat untuk itu. Kami pun berharap THE JAK bisa lebih santun terhadap setiap tamu2nya. Karena pada dasarnya, siapapun yang terpancing akan susah dikendalikan. Sekaligus Kami selalu dan senantiasa BERJANJI untuk tidak pernah MEMANCING AMARAH supporter lainnya, seperti yang sudah2. Silahkan di tanyakan Kepada PENDUKUNG SRIWIJAYA maupun PSMS MEDAN yang terakhir kali bertemu kami di senayan, APA PERNAH MASYARAKAT PAPUA mengusik mereka, walaupun KAMI KALAH? Terakhir bagi PSSI, agar tidak melihat THE JAK hanya karena mereka banyak lantas selalu di prioritaskan agar stadion terlihat ramai. Saya pun sangat menyayangkan sistem kompetisi yang terlalu berputar2. Arti JUARA GRUP/WILAYAH jadi tidak berguna, karena harus mengikuti babak 8 besar lagi. Terakhir sebagai tanah dimana banyak datangnya pemain2 berbakat seperti boas, ortisan, ellie eboi, alex pulalo, christian warobay, erol iba, immanuel wanggai, ian luis kabes, pieter rumaropen, eduard ivak dalam, dll. KAMI SANGAT MENGHARAPKAN KEPENGURUSAN YANG JELAS SERTA ATURAN YANG TEGAS AGAR KOMPETISI YANG AKAN DATANG BISA LEBIH BAIK LAGI. KARENA SAYA PERCAYA, KITA PUNYA BANYAK TALENTA YANG PERLU DIBINA LEWAT SISTEM KOMPETISI YANG JELAS ARAH DAN ATURANNYA, YANG BESOK2 BISA MEMBAWA BANGSA INI BERBICARA LEWAT SEPAK BOLA...!!!


BRAVO



a.n THE COMMENTS
perwakilan persipura mania
jakarta!!!

Read more.....

Salut buat loe, Jak...!

The Jak tertib, Senayan aman. Demikianlah judul artikel di detik.com beberapa saat usai pertandingan semifinal Liga Indonesia antara Persija versus Sriwijaya FC. Alhamdulillah, kekhawatiran saya tidak terbukti. Ternyata "anak Jakarte" yang tergabung dalam The JakMania telah membuktikan kehebatannya. Salut...!


Read more.....

Persija Kalah lagi...!


Sobat en sabit...Saya lagi sedih nih, jagoan saya kalah lagi. Takluk dari Sriwijaya FC 0-1 pass, gak kurang dan gak lebih...

Huu.huu.huuuuu

Kemarin di Copa Indonesia kalah di semifinal lawan Persipura, sekarang di Liga juga cuma sampai semifinal. Spesialis semifinalis nih...

Sudahlah, kalah adalah kalah. Saya ucapkan selamat buat Sriwijaya FC, salut buat bang Rahmad Darmawan. Semoga sukses di final dan meraih "double winner".


Gelora Bung Karno seolah menjadi tempat yang kurang bersahabat bagi Persija. Bahkan ada yang menyebut istilah "Trauma Senayan". Padahal bisa dibilang Persija menjadi tuan rumah di sini. Puluhan ribu The JakMania sudah memadati setiap jengkalnya untuk mendukung sang Macan Kemayoran. Harapan mereka tentu agar menjadi saksi sejarah, Persija lolos ke final dan menjadi juara Liga Indonesia 2008.

Sayang harapan tinggal harapan. Kucuran dana APBD yang belasan milyar itu tidak bisa terbayarkan dengan satupun tropi juara. Padahal dilihat dari segi materi pemain, Persija saat memiliki sejumlah pemain terbaik di Indonesia. Sebut saja Bambang Pamungkas, Atep dan Ismet Sofyan. Namun ternyata itu belum cukup untuk sekedar merasakan partai final.

Kalau sudah kalah, tentu mudah mencari mencari kambing hitam. Dari pelatih, pemain, wasit, hakim garis, bahkan suporterpun bisa ditunjuk menjadi biang keladi kekalahan.
Tidak jarang juga meyalahkan sesuatu yang jelas-jelas tidak salah. Dalam hal ini Stadion Gelora Bung Karno dianggap tidak membawa keberuntungan bagi Setiap Persija main di sini. Lho apa salahnya stadion...????

Ada juga yang menyalahkan warna kaos yang dipakai Persija. Tadi memang Persija menggunakan kaos warna hitam bukan oranye seperti biasanya. Lalu warna hitam yang menjadi tanda berkabung disangkut pautkan dengan nasib buruk di akhir pertandingan. Untung tidak menyalahkan warna kulitnya Abanda yang hitam legam...(he.he sorry bukan rasis loo)

Pahit memang menerima kekalahan. Terlebih bagi seorang suporter Persija seperti saya ini. Saya sudah nonton Persija sejak tahun 80an. Ketika itu bang Rahmad Darmawan masih bermain bersama Marzuki Nyak Mad, Toni Tanamal dan mantan pelatih saya bang Patar Tambunan. Waktu itu stadionnya masih di Menteng yang sekarang digusur Sutiyoso untuk dijadikan Taman kota.

Tapi sekarang adalah waktunya menahan sedih. Makanya saya nulis artikel ini, buat menyalurkan emosi yang sudah sampai ubun-ubun...Daripada marah-marah tidak karuan apalagi sampai bikin onar. Hwarakadah...


Saya sangat berharap teman-teman saya para suporter fanatik Persija yang berjuluk The JakMania dapat menerima kekalahan ini dengan lapang dada. Ingatlah bahwa ini hanyalah sepakbola. Kalah dan menang adalah suatu hal uang biasa...Menagislah, tumpahkan kecewa dan kesedihan. Namun jangan sekali-kali terpancing anarkisme. Tunjukkan kalian adalah suporter sejati yang punya hati dan punya otak...!!! Ingat, kalian dari anak Jakarta, bukan anak hutan...!!!

Saya tidak ingin kekalahan kesedihan saya bertambah lagi. Sudah kesebelasan kesayangan saya kalah, suporter kebanggaan saya malah bikin ulah. Semoga hal ini hanya kekhawatiran saya yang terlalu berlebihan.

Walau saya tidak berasal dari keturunan Betawi tapi saya lahir dan dibesarkan di Jakarta, karena itulah saya sangat mencintai Jakarta. Karena saya mencintai Jakarta itulah maka saya mencintai Persija. Dan sebagai tanda bukti kecintaan saya terhadap Persija maka saya dan beberapa teman membentuk The JakMania. Ya, saya memang termasuk pendiri The JakMania dengan nomor anggota JM/003...

Saya, Ferry (sekarang asisten manajer Persija) dan beberapa teman di Commandos, nama pendukung Klub Pelita Jaya dahulu, diminta oleh Diza R.Ali (manajer Persija saat itu) untuk membuat kelompok suporter bagi Persija. Dalam perkembangannya kemudian kami mengajak Gugun Gondrong untuk ikut terlibat mengingat statusnya sebagai public figure dapat mengangkat nama The JakMania. Saat itu saya bermimpi dapat melahirkan sebuah kelompok suporter modern yang fanatik, atraktif dan jauh dari kesan rusuh seperti pada umumnya.

Namun sekarang mimpi saya itu belum dapat terwujud. Namun saya tetap berharap agar mimpi itu dapat diwujudkan. Mungkin besok, lusa atau tahun depan. Semoga...

Kembali ke soal kekalahan Persija, saya pemain dan seluruh anggota team tidak terus larut dalam kekecewaan. Masih ada pekerjaan di depan mata, meraih peringkat tiga yang akan dapat sedikit mengobati luka.

Selanjutnya, lakukan evaluasi total. Perbaiki kekurangan-kekurangan secepatnya sebelum kompetisi berikut kembali bergulir. Sempurnakan komposisi pemain. Ganti pemain yang dinilai kurang memberikan kontribusi dengan pemain baru yang lebih berkualitas. Prioritaskan pemain muda yang berasal dari klub lokal binaan Persija. Saya yakin banyak bibit muda yang dapat diasah dan diangkat ke tingkat yang lebih tinggi.

Masalah sumber dana juga menjadi tantangan di musim depan. Dana APBD sudah tidak lagi dapat diharapkan. Untuk itu pengurus dan pembina harus dapat mencari solusi yang tepat dan cerdas dalam menyiasatinya. Apalagi tahun depan akan mulai bergulir Super Liga sehingga jumlah pertandinga akan semakin banyak begitu juga pengeluarannya.

Semoga musim kompetisi tahun depan akan menjadi tahun kejayaan bagi Persija. Sebagai penggemar saya sudah rindu melihat Macan Kemayoran mencengkeram tropi juara.

Biarpun klub kita berbeda, tapi kita punya kesamaan. Sama-sama ingin melihat kemajuan sepakbola nasional...Setujuuuuu...???



Read more.....

Simpati Buat Ismet

Lewat layar kaca gw lihat jelas ketika Ismet terjatuh akibat sikut lawan (gw lupa siapa) dalam laga Persija kontra Persipura di Stadion Gelora Sidoarjo kemarin. Sempat juga kameramen memperlihatkan Ismet yang lagi duduk di bench dengan hidung disumbat. Tidak disangka ternyata cedera itu berakibat cukup parah, hidung yang pernah patah gara-gara Mahyadi kembali kambuh.

Mudah-mudahan Ismet segera sembuh dan dapat memperkuat lini belakang Persija dalam laga semifinal nanti. Cepat sembuh ya Ismet...


Barusan gw baru menghubungi Bung Ferry untuk ngobrol-ngobrol seputar persiapan tim menjelang babak semifinal. Sekalian mau tahu tentang jadual kegiatan tim dalam minggu ini. Soalnya jagoan kecil gw, Jaka, minta diajak ke Mess Persija di Ragunan. Jadi gw kudu pastiin kapan jadual yg tepat biar bisa ketemu ama seluruh pemain.

Jaka, jagoan kecil gw yang baru 5 tahun, paling semangat kalo ngomongin BePe. "Si Raja Udara", begitu Jaka sering pamer sama teman-temannya. Makanya dia pasti happy banget kalo ketemu BePe sekaligus foto berdua. Ini mungkin bakat turunan dari ayahnya...He...he...he...

Read more.....

Permintaan Maaf dari Aremania

Kemarin saya membaca sebuah artikel di detik.com yang memuat surat pernyataan maaf dari Aremania sehubungan dengan kerusuhan di Stadion Brawijaya, Kediri dan sekitarnya yang terjadi pasca laga Arema-Persiwa tanggal 16 Januari 2008 lalu.

Satu poin positif yang patut diacungi jempol adalah kesediaan Aremania untuk mengakui kekurangan dan meminta maaf secara terbuka. Mengingat tidaklah mudah untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan, apalagi buat kita-kita yang mengaku bangsa besar dengan budaya tinggi.


Kemarin saya membaca sebuah artikel di detik.com yang memuat surat pernyataan maaf dari Aremania sehubungan dengan kerusuhan di Stadion Brawijaya, Kediri dan sekitarnya yang terjadi pasca laga Arema-Persiwa tanggal 16 Januari 2008 lalu.

Satu poin positif yang patut diacungi jempol adalah kesediaan Aremania untuk mengakui kekurangan dan meminta maaf secara terbuka. Mengingat tidaklah mudah untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan, apalagi buat kita-kita yang mengaku bangsa besar dengan budaya tinggi.

Read more.....

Persija 1 - Deltras 0



Lega rasanya begitu wasit meniup peluit akhir dengan kedudukan 1-0 untuk Persija. Pertandingan babak 8 besar Ligina antara Persija Jakarta vs Deltras Sidoarjo akhirnya milik anak-anak Jakarta setelah Aliyudin mencetak gol lewat tandukan di menit 76 meneruskan sepak pojok dari Ismet Sofyan.


Walaupun menang saya tidak merasa puas melihat permainan Persija yang jauh berbeda dibandingkan dengan penampilan ketika melawan Persik Kediri. Bahkan dapat dikatakan kemenangan ini diraih berkat dukungan dewi fortuna. Sepanjang pertandingan pemain Deltras sering merepotkan barisan pertahanan Persija yang digalang Herman Abanda. Tercatat beberapa peluang emas Deltras yang nyaris membobol gawang Persija yang dikawal Khamaruk namun gagal dimanfaatkan dengan baik oleh para pemain Deltras. Salah satu peluang Deltras yang sempat membuat jantung gw berhenti sesaat adalah peluang dari Melky Pekey. Untung Ismet masih bisa memblok tendangan sambil menjatuhkan badan.

Secara umum penampilan para pemain Persija sangat jauh di bawah form terbaiknya. Hanya satu pemain yang tampak sangat konsisten sepanjang pertandingan yaitu sang pencetak gol Aliyudin. Semangat dan kecepatan tinggi yang dimilikinya berulang kali membuat pemain lawan kerepotan. Gerakannya sangat impresif baik dengan ataupun tanpa bola. Naluri seorang Aliyudin jelas telah menyelamatkan nasib Persija untuk mempertahankan peluang lolos ke babak semifinal yang akan dilangsungkan di Gelora Bung Karno awal Februarui nanti.

Kemenangan ini tentu menjadi hadiah yang amat spesial bagi ratusan The JakMania yang tetap setia mendampingi macan kemayoran hingga ke kota Solo. Mengingat pada pertandingan berikut versus Persipura yang akan digelar di Sidoarjo kemungkinan tidak akan didampingi oleh sebagian anak The Jak. Lokasi yang lebih jauh dan rentang waktu yang cukup panjang tentu ikut membatasi jumlah The Jak untuk terus mengikuti perjalanan ke Sidoarjo.

Namun demikian gw sudah dapat konfirmasi dari Danang kalau sebagian besar anak The Jak telah siap melanjutkan tour ke Jawa Timur untuk mendampingi perjuangan BePe dkk. Salut Jak...

Dukung terus Persija...
Satukan tekad, Persija ampe mati...

Read more.....

The JakMania dan Media Massa

Ada kegundahan dari beberapa teman di The JakMania mengenai liputan seputar kiprah The JakMania di berbagai media massa yang dianggap sering tidak berimbang atau memojokkan. Apalagi jika terjadi keributan yang melibatkan The JakMania, hampir bisa dipastikan pihak The JakMania akan menjadi sasaran hujatan.

The JakMania sebagai salah satu kelompok supporter terbesar di Indonesia memang memiliki nilai berita yang sangat tiggi. Tidak heran jika pemberitaan seputar The JakMania selalu menjadi headline. Sayangnya selama ini lebih banyak berita yang negatif seperti keributan dan kerusuhan. Padahal banyak hal positif yang dapat diangkat menjadi berita seperti kreatifitas anak-anak The Jak dalam membuat lagu dan gerakan. Dapat juga diulas soal aktifitas The Jak diluar lapangan seperti ketika mengadakan bakti sosial dll.


Lalu apakah kemudian kita dapat menuduh bahwa media massa telah sengaja menyudutkan The JakMania? Saya pikir kita perlu melihat masalah ini dalam sudut pandang yang lebih luas.

Read more.....

Persija Jakarta vs Persik Kediri


Baru aja gw selesai nonton siaran Persija vs Persik di ANTV. Sayang pada akhirnya gw mesti kecewa berat. Bukan cuma karena Persija tidak menang dan meraih tiga poin. Tapi lebih disebabkan kepemimpinan wasit dan perangkat pertandingan yang tidak bekerja dengan baik.

Untung masih bisa dihibur oleh aksi simpatik dari The JakMania yang tidak terpancing emosinya dan tetap tertib. Syukurlah kejadian di Kediri usai laga Arema vs Persiwa kemarin tidak terulang. Salut Jak, terus lanjutkan dukungan yang militan tanpa aksi-aksi anarkis.



Barusan juga gw telepon bung Ferry yang lagi di hotel ama seluruh team Persija. Ada kabar buruk yang bikin kaget. Sergei Dubrovin kena hukuman dari komdis, gak tanggung-tanggung, selain kena 2 tahun juga didenda 50 juta!!! Itu akibat dia memukul wasit dan hakim garis seusai pertandingan.

Dalam tayangan televisi memang tidak terlihat Sergei tengah memukul tapi benar ada pemukulan maka wajar jika dia diganjar hukuman. Di sisi lain komdis juga mesti mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tersebut. Performa perangkat pertandingan juga harus dinilai dengan obyektif. Tidak dapat disangkal, banyak kesalahan dari wasit dan hakim garis selama pertandingan. Hal inilah yang menyulut emosi official Persija terutama sang alenatore, Sergei Dubrovin.

Kabar lainnya adalah adanya hukuman untuk Christian Gonzales yang telah memukul dan menendang Abanda Herman. Kurang jelas sangsi apa yang bakal diterimanya. Namun sepertinya tidak jauh berbeda dengan yang diterima Dubrovin, 2 tahun plus denda.

Yang masih menjadi tanda tanya adalah nasib kiper Persija, Khamaruk, yang sempat merangkul Christian Gonzales begitu peluit akhir ditiup wasit. Semoga tidak ada hukuman baginya. Mengingat Khamaruk sangat diperlukan dalam menghadapi laga-laga berikut melawan Deltras dan Persipura. Kemampuan Samosir Tamani tampaknya belum bisa disejajarkan dengan Khamaruk yang hampir selalu menjadi andalan di bawah mistar Persija.

Gw juga sempat bertanya ke BF soal keadaan anak-anak The Jak di sana. Ternyata memang tidak ada reaksi berlebihan dari pasukan oren dalam menyikapi hasil pertandingan lawan Persik tadi. Salut!!!

Teman-teman juga mendapat sambutan yang luar biasa hangat dari sahabat-sahabat Pasoepati. Memang selama ini kedua kelompok supporter selalu menjalin hubungan baik. Sayang gw tidak berhasil menghubungi sang Ketum Danang. Jadi tidak ada informasi langsung untuk lebih menjelaskan kondisi teman-teman yang sedang berada di Solo.

Maju terus Persija, kalahkan semua lawanmu...
The JakMania akan selalu mendukungmu!

Read more.....
 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Powered by    Login to Blogger