Kejadian itu berlangsung ketika kereta ekonomi Pasundan jurusan Surabaya-Bandung, berhenti di Stasiun Wates selama kira-kira sepuluh menit, mulai sekitar pukul 14.30. Kereta itu memang dijadwalkan berhenti di Wates untuk keperluan menaik-turunkan penumpang.
Ratusan suporter yang dikenal sebagai bonek alias bondo nekat itu langsung turun gerbong. Mereka melompat dari atap gerbong dan lokomotif, serta langsung menyerbu para pedagang kaki lima yang tersebar di sekitar stasiun.
Dengan berlaru dan berteriak-teriak, mereka mengambil apa saja yang terdapat di dalam kios pedagang, seperti air mineral, rokok, makanan. Mereka bahkan juga merampas perhiasan, uang, dan jam tangan yang dipakai pedagang serta pembeli. Sambil menjarah, mereka menggertak pedagang sehingga kejadian itu berlangsung nyaris tanpa perlawanan.
Seluruh barang jarahan segera dibawa kembali ke dalam gerbong kereta untuk dibagikan kepada rombongan bonek lain yang menunggu di dalam. Bonek bahkan menghardik pihak-pihak yang mencoba untuk mengamankan situasi stasiun, termasuk petugas Kepolisian Resor Kulon Progo dan petugas pengaman stasiun.
"Semua terjadi mendadak. Saya tidak bisa mengamankan barang dagangan. Mau melawan juga takut karena jumlah mereka banyak sekali," ujar Suwarno, pedagang mie ayam.
Akibat kejadian tersebut, Suwarno mengaku mengalami kerugian hingga lebih dari Rp 1 juta. Tidak hanya kehilangan makanan dan barang dagangan, ia juga terpaksa tidak bisa berjualan beberapa hari akibat warung semi permanen dari kayu miliknya nyaris roboh dirusak gerombolan bonek.
Lia (17), pelajar SMA, yang kehilangan tas beserta dompet, telepon genggam, dan buku sekolah, menyebut bonek-bonek sebagai gerombolan anarkis yang biadab. Ia juga menyayangkan lambannya petugas keamanan dalam merespons aksi itu sehingga harus mengorbankan warga yang tidak tahu apa-apa, termasuk dirinya.
Akibat ceroboh, satu bonek bernama Suwardi, jatuh dari atas gerbong dan mengalami luka parah di kepala. Pria berusia sekitar 20-an tahun itu segera dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Wates untuk mendapat perawatan.
Kepala Stasiun Wates Parjiyanto mengaku telah mengetahui kedatangan rombongan bonek, namun ia sama sekali tidak mengira bonek akan melakukan tindakan anarkis. Parjiyanto sudah meminta bantuan pengamanan dari Polres Kulon Progo dan mengimbau para pedagang di sekitar stasiun untuk tutup sementara.
Comment Form under post in blogger/blogspot