Antara “Priuk Pelebur”, Kontrol Sosial dan The Jak Mania

Artikel yang panjang ini mungkin tidak akan dimuat. Bahkam mungkin juga takkan bisa sampai ke JO ketika dikirim. Tapi lihat, dia tetap kutulis, untukmu yang kucintai-Ya, untuk kau para The Jak Mania, yang sedang berbahagia dalam suasana ISL. Sebelumnya aku tak tahu akan menulis apa dan memberi judul apa artikel ini, namun sejarah telah mengantarkanku ke alam yang lain dari Jakarta, Persija dan The Jak Mania-nya. Dan Tuhan pun memberikan anugerah inspirasi kepadaku tentang sisi lain The Jak Mania. Maka tertulislah Artikel ini berdasarkan apa yang kulihat, kurasakan dan pada akhirnya kutuangkan.

Antara “Priuk Pelebur”, Kontrol Sosial dan The Jak Mania

“Melting Pot” atau Priuk Pelebur adalah sebuah konsep yang dahulu oleh Penjajah Belanda dimaksudkan agar Ibukota Hindia Belanda pasca VOC di Batavia menjadi sebuah Priuk Pelebur dari beragam suku, ras, agama dan budaya, tapi sayangnya oleh para pembesar Hindia Belanda konsep tersebut dilakukan secara menyimpang dengan memberi sekat-sekat wilayah, terutama di Batavia. Hal ini disebabkan adanya strata hukum dalam kehidupan di Batavia secara khusus dan di wilayah lain di jajahan Hindia Belanda pada umumnya, strata tersebut adalah: (1.Belanda, 2. Timur Asing, 3. Pribumi), oleh karena itu sekarang kita sering mendengar ada wilayah yang bernama Kampung Jawa, Kampung Ambon, Pecinaan, dll. Pasca kemerdekaan Indonesia atau di era Orde Lama (1950, pasca KMB) konsep “Melting Pot” mulai disempurnakan yaitu menghilangkan sekat-sekat tersebut dengan cara mencabut strata hukum dalam kehidupan bernegara yang lebih luas terutama Jakarta yang menjadi Ibukota setelah dipindah dari DIY.

Masuk ke dalam era Orde Baru sekat-sekat tersebut timbul kembali pasca 1965, ini membuat warga Jakarta khusunya yang berasal dari ras Asia Timur khususnya Tiongkok teralienasi di kotanya sendiri, Jakarta. Tak ayal banyak warga Jakarta yang terkotak-kotak selain karena faktor khidupan geselscaf-nya juga karena sekat-sekat yang dibangun di Era Orde Lama bahkan terkadang berbau agama dan suku. Pasca Runtuhnya Orde baru (1998) sekat-sekat tersebut dihapuskan oleh Presiden Indonesia ke-4, K.H. Abdurahman Wahid. Salah satu contohnya adalah memberikan warga Tiongkok yang sudah menjadi WNI kepada hak-hak mereka kembali dalam berkehidupan sosial, berbudaya, beragama dan bernegara yang dirampas oleh Orde Baru serta menghapuskan diskriminasi di hadapan hukum. Melting Pot-pun hidup kembali namun masih ada yang salah ketika Warga D.K.I Jakarta kembali kepada kehidupan geselscaf-nya yaitu walaupun sudah melebur tetapi tidak ada saling kepedulian antara sesama, hal ini jelas bisa membawa kepada keadaan sebelumnya.

Untunglah di antara serpihan-serpihan keterasingan warga Jakarta terhadap lingkungan sosialnya, ternyata masih ada organisasi yang mengingatkan warga Jakarta agar bisa melebur kembali munuju kebersamaan, apa nama organisasi itu?, orgnaisasi itu bernama The Jak Mania. Walaupun berbasis kepada kecintaan terhadap klub Persija Jakarta namun pada setiap pertandingan, The Jak Mania selalu mengingatkan warga Ibukota negara pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya untuk belajar melebur seperti keluarga meskipun dalam lingkup yang kecil yaitu sepakbola. Karena itulah pada setiap pertandingan sering kita dengar choirs yang disuarakan oleh para The Jak Mania: “Tinggalkan Ras. Tinggalkan Suku. Satu tekad dukung Persija…dst”. Walupun choirs itu sederhana namun mempunyai arti yang dalam kepada warga Jakarta yang Pluralis yaitu jangan sekalipun memandang ras, suku dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara meskipun dalam lingkup yang cukup sederhana, sepak bola. Bahkan dengan jejaringnya The Jak Mania berhasil menyatukan masyarakat lainnya yang berbeda latar belakang dan daerah ke dalam sebuah oragniasasi yang tidak peduli terhadap perbedaan suku, ras, agama, bahkan bangsa. Di sinilah seolah-olah ruh dewa yang bernama melting pot seolah-olah turun ke bumi Indonesia tercinta.

Sebagai sebuah organisasi yang berbasis kepada kecintaan terhadap sepakbola Ibukota, The Jak mania juga sering menyalurkan aspirasi Warga Jakarta yang kerap terbentur dengan penyair-penyair salon yang mengatasnamakan warga Jakarta, salah satu contohnya adalah ketika warisan cagar budaya Lapangan Menteng dirombak menjadi Taman Menteng (yang sekarang bahkan ditambahi patung anak kecil). Ketika itu para sejarahwan terang-terangan protes terhadap Gubernur yang berkuasa, sayangnya usah tersebut “ditangkis” oleh sang Gubernur.

Warga Jakarta yang geram ketika itu hanya melihat miris namun tetap protes (meskipun dalam obrolan warung kopi), saat itulah The Jak Mania tanpa embel-embel partai dan kepentingan penguasa berani berkoar memprotes tindakan sang Gubernur yang sebenarnya juga dicintainya itu di Lapangan Menteng. Saat itu jugalah banyak LSM, yang mulai berani ikut memprotes tindakan sang Gubernur D.K.I Jakarta terhadap tindakan merombak Lapangan Menteng. Di sinilah tampak walupun The Jak Mania berbasis kecintaan teradap Persija ternyata juga bisa melakukan kontrol sosial terhadap perkembangan Ibukota Jakarta bahkan bisa memotivasi civil society lainnya untuk melakukan kontrol sosial walaupun ketika itu yang dikontrol sosial tersebut adalah sosok yang di cintai oleh The Jak Mania, Sutiyoso. Sepengetahuan saya inilah kontrol sosial pertama di Indonesia yang pernah dilakukan oleh supporter sepakbola terhadap Warisan Cagar Budaya dan itu dilakukan oleh The Jak Mania.
Pada akhirnya antara “priuk pelebur”, Kontrol sosial dan The Jak Mania terjalin hubungan yang sinergis dan mempunyai satu tujuan yaitu menghilangakan perbedaan dari berbagai latar belakang dan melakukan kontrol sosial untuk kehidupan berwarga, berbangsa dan bernegara yang lebih baik seperti anak sungai yang datang dari segala macam penjuru namun tetap mempunyai satu tujuan yaitu ke laut.


Sumbangan Seorang The Jak Mania untuk Jakarta, Persija dan Indonesia.


Artikel ditulis Oleh: Nico Khaizan (A.K.A Robot Orange)

14-01-2010

Sumber Acuan:
1. Lance castles. Profil etnik Jakarta. 2007. Masup Jakarta: Jakarta
2. Marwati Djoened, dkk. Sejarah Nasional Indonesia III. 1993. Balai Pustaka: Jakarta
3. Hetifah Sj. Sumarwoto. Inovasi, Partispasi dan Good Governance. 2009. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta
Sumber lain : Kompas, Poskota

Nb: kalo ada yang salah maafin ye…

*Sumber: http://www.jakmania.org*

Read more.....

Bandung "Dibersihkan" dari Bonek


BANDUNG, KOMPAS.com - Polisi Bandung melakukan "pembersihan" kepada Bonek (Bondo Nekat) yang berkeliaran di Kota Bandung. Mereka dibawa untuk dikumpulkan di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung. Sehingga, situasi di Kota Bandung tetap kondusif.

Persib Bandung memang akan menjamu Persebaya Surabaya, Sabtu (23/1) di Si Jalak Harupat. Para pendukung Persebaya, "Bonek" sudah berdatangan untuk mendukung tim kesayangannya.

Ratusan Bonek" (bondo nekat) yang akan menyaksikan pertandingan tim kesayangan mereka, Jumat (22/1) sore sempat mengamen di sudut jalan Soekarno-Hatta Bandung. Mereka kemudian diangkut petugas menggunakan truk ke stadion.

Polisi menghentikan truk yang sedang melintas di kawasan jalan Buah Batu dan para pendukung berkaos hijau tersebut disuruh menaiki truk tersebut untuk dikirimkan ke Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.

Polisi menghentikan truk yang sedang melintas di kawasan jalan Buah Batu dan para pendukung berkaos hijau tersebut disuruh menaiki truk tersebut untuk dikirimkan ke Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.

"Untuk membangun suasana kondusif di Kota Bandung, kita tidak mengamankan para pendukung Persebaya tersebut, melainkan kita kirimkan mereka ke stadion," ujar Kasatreskrim Bandung Tengah AKP Zulkarnain Harahap di Bandung, Jumat.

Pihak kepolisian juga mengganti biaya solar kepada sopir truk itu dengan uang Rp 200 ribu. Setelah naik ke atas truk, para Bonek juga bersorak-sorai sambil berteriak, "Terima kasih pak polisi."

Salah seorang anggota Bonek, Rejo (24) mengaku datang ke Bandung menggunakan KA dari Surabaya ke Stasion KA Kiaracondong Bandung. "Saya hanya membawa uang Rp 4.000. Saya terpaksa mengamen karena keterbatasan uang yang saya bawa dari Surabaya," ujarnya.

Namun, meski dia mengamen di perempatan jalan Kota Bandung, suporter Persebaya tersebut berjanji akan menjaga ketertiban di Kota Bandung. "Kami berjanji, selama di Bandung akan tertib. Tadi pun kita mengamen dengan tertib. Lagian orang Bandung pada baik-baik," katanya. (ANT)

HPR


Read more.....

Persija Bakal Depak Caceres


VIVAnews - Kiprah pemain asing, Richard Chaceres bersama Persija bakal berakhir. Pemain asal Paraguay itu tidak akan didepak pada putaran kedua Liga Super Indonesia (ISL) 2009/2010.

Hal ini diungkapkan oleh Asisten Manajer Persija, Ferry Indrasyarief usai derby Jakarta, Rabu, 20 Januari 2010. Menurut Ferry, penampilan Caceres selama putaran pertama ini tidak sesuai harapan.

"Hampir bisa dipastikan kalau Caceres akan didepak pada putaran kedua nanti. Sebagai gantinya, kami akan mencari dua pemain asing lagi," kata Ferry.

Penampilan Caceres memang tidak berkembang sejak direkrut Persija di awal musim ini. Pemain dengan bandrol Rp600 juta itu belakangan bahkan lebih sering duduk di bangku cadangan.

"Saat ini punya striker-striker yang berkualitas. Namun kami belum punya pemain yang mampu menyuplai bola bagi mereka. Pemain seperti ini yang akan kami cari pada putaran kedua nanti," ujar mantan pentolan The Jakmania itu.

Mengenai calon pengganti Caceres, Ferry mengaku belum menemukan sosok yang tepat. Saat ini pihaknya masih berusaha mencari pemain yang memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh tim.

"Kami tidak ingin terpaku pada jumlah. Kalau memang yang ketemu satu, kami tidak akan memaksakan satu pemain lainnya," beber Ferry.

Peluang Irfan Bachdim Kecil
Sementara itu, beberapa waktu lalu, pemain berdarah Indonesia-Belanda, Irfan Bachdim sempat ikut berlatih bersama Persija. Namun peluang pemain yang tampil di Liga Belanda itu kecil, mengingat di Persija sudah banyak pemain untuk posisi striker.

"Irfan itu adalah striker, sedangkan di Persija sudah banyak striker. Posturnya memang tinggi, namun masih ada lagi masalah lain yang mengganjal untuk memperkuat Persija," kata Ferry.

Masalah yang dimaksud Ferry adalah status kewarganegaraan mantan pemain FC Utrecht itu yang masih ganda, yakni Indonesia dan Belanda.

"Kalau statusnya asing, klub lamanya memenuhi standar nggak? Kalau statusnya lokal, dia harus mau diberi fasilitas pemain lokal," pungkas Ferry.


Read more.....

The Jakmania Diperkenankan Hadir


VIVAnews - The Jakmania sudah bisa bernapas lega. Sebab, suporter yang identik dengan warna oranye itu sudah diperbolehkan untuk mendampingi Persija saat bertemu Persisam Samarinda dalam lanjutan Liga Super Indonesia (ISL) 2009/2010, Minggu 24 Januari 2010.

Menurut Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persija, Wargo Hartoyo, pihaknya telah mengantongi izin pertandingan lawan Persisam. Surat izin ini juga telah diberikan kepada PT Liga Indonesia.

"Izin untuk pertandingan lawan Persisam, 24 Januari 2010, sudah beres. Pertandingan akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan kami sudah menyerahkannya ke pihak PT Liga," kata Wargo saat dihubungi VIVAnews, Kamis 21 Januari 2010.

The Jakmania sebelumnya harus kecewa. Pasalnya, derby Jakarta antara Persija lawan Persitara digelar tanpa penonton. Beruntung, duel ini berakhir dengan kemenangan Persija 3-0.

"Lawan Persitara itu beda. Saat itu personel kepolisian kekurangan orang karena ada kegiatan yang lain. Kalau ada apa-apa, kan pihak kepolisian bisa kewalahan," kata Wargo.

"Jakarta juga kan barometer bangsa. Jadi kalau sampai terjadi kerusuhan, negara yang malu. Namun, saat lawan Persisam pihak kepolisian sudah memberikan izin untuk kehadiran penonton," pungkasnya.

Duel lawan Persisam merupakan laga kedua dari lima partai home yang akan dilakoni Persija secara beruntun musim ini. Setelah duel ini, Persija kembali akan menjamu Bontang FC (27 Januari), Persijap (30 Januari) dan Persela (1 Februari).


Read more.....

Aji: Macan Kemayoran Masih Labil

Preview Persija vs Persisam


VIVAnews - Persija Jakarta sukses mendulang kemenangan besar saat menjamu Persitara Jakarta Utara pada lanjutan Liga Super Indonesia (ISL) 2009/2010. Namun, hasil ini tidak membuat gentar Persisam Samarinda yang akan menjadi lawan Macan Kemayoran, Minggu 24 Januari 2010.

Persija mengalahkan Persitara tiga gol tanpa balas di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Rabu lalu. Tiga gol yang tercipta diborong oleh striker Talaohu Abdul Mushafry.

Pelatih Persisam, Aji Santoso saat dihubungi VIVAnews mengaku tidak terpengaruh dengan kemenangan tersebut. Sebab menurutnya, penampilan tim ibu kota itu masih labil.

"Persija memang punya sederet pemain timnas. Mereka juga baru saja menang lawan Persitara. Namun saya yakin pertandingan nanti masih ramai, sebab Persija juga masih labil," kata Aji.

Penampilan Persija pada ISL 2009/2010 memang tidak stabil. Meski diperkuat sederet pemain nasional, Macan Kemayoran belum juga mampu bersaing menuju papan atas. Hingga pertandingan ke-13, Persija masih berada di urutan ke-14 klasemen sementara ISL dengan koleksi 17 poin.

Meski demikian, Aji mengaku tidak mudah bagi timnya untuk memetik poin di SUGBK nanti. Sebab, Elang Borneo yang dipimpinnya juga sedang tidak komplet.

Bek tangguh sekaligus sang kapten, Hamka Hamzah dipastikan absen karena akumulasi kartu. Sedangkan Usep Munandar tidak dalam kondisi prima dan masih berkutat dengan cedera hamstring.

"Kami akan menyiapkan pengganti untuk pemain-pemain yang absen," kata mantan pemain nasional itu.

Persisam sendiri rencananya tiba di Jakarta hari ini. Zaenal Arif cs akan menginap di Hotel Century, Senayan, Jakarta. Dalam turnya ke ibu kota, Persisam akan membawa 20 pemain.


Read more.....

Bonek Mengepung Bandung

Preview Persib vs Persebaya


VIVAnews — Sekitar 700 orang pendukung Persebaya Surabaya, ‘bonek’ mulai masuk ke Kota Bandung sejak Kamis malam. Mereka menyerbu Kota Kembang untuk menyaksikan pertandingan Persib Bandung melawan Persebaya yang akan digelar di Stadion Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung pada Sabtu malam 23 Januari 2010.

“Sejak tadi malam, mereka sudah datang dengan menggunakan kereta api Kahuripan,” ujar Kepala Stasiun Kereta Api Kiaracondong Bandung, Jedi Suhendi saat dihubungi VIVAnews, Jumat 22 Januari 2010.

Bonek itu, kata Jedi, langsung diangkut dengan menggunakan truk ke kantor Polres Soreang yang letaknya tidak jauh dari Stadion Jalak Harupat.

Pihaknya, kata Jedi, memperkirakan masih akan ada sekitar 800–1.000 orang lagi yang akan datang nanti malam dengan menggunakan kereta api Pasundan jurusan Surabaya–Bandung.

Jedi menambahkan, untuk mengantisipasi membludaknya jumlah bonek yang turun di stasiun Kiaracondong, maka pihak PT Kereta Api akan menurunkan mereka di daerah Rancaekek, sekitar 25 kilometer dari pusat kota.

“Dari situ akan diangkut langsung ke Soreang,” katanya.

Laporan: BAR/Bandung


Read more.....

Bonek Dilarang Tandang Selama Dua Tahun


VIVAnews - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI melarang Bonek-sebutan bagi suporter Persebaya-untuk mendampingi timnya saat away selama dua tahun. Keputusan ini diambil setelah salah seorang anggotanya berulah pada lanjutan Liga Super Indonesia (ISL) 2009/2010.

Aksi ini terjadi saat Persebaya bertandang ke markas Pelita Jaya, 10 Januari 2010 lalu. Pada pertandingan tersebut salah seorang bonek nekat memasuki lapangan untuk ikut merayakan gol pertama Persebaya yang dicetak oleh Lucky Wahyu pada menit ke-43.

Namun aksinya tidak berlanjut karena langsung diamankan oleh panpel. Pertandingan sendiri berakhir dengan skor imbang 2-2.

Ketua Komdis PSSI, Hinca Panjaitan mengatakan pihaknya telah memutuskan bonek tidak boleh mendampingi Persebaya saat away selama dua tahun. Sanksi ini efektif berlaku sejak, Kamis, 21 Januari 2010.

"Persebaya dihukum selama dua tahun tak bisa mendampingi Persebaya saat away. Kami mencatat bahwa Bonek kerap berulah saat mendampingi timnya melakukan pertandinan away," kata Hinca kepada wartawan, Kamis, 21 Januari 2010.

Tim Persebaya juga tak luput dari hukuman. Akibat ulah aksi yang dilakukan pendukungnya itu, Bajul Ijo didenda Rp 20 juta.

Denda yang sama juga dijatuhkan kepada panitia pelaksana (panpel) Pelita. Komdis menganggap mereka gagal menciptakan rasa aman selama pertandingan.

Bonek sendiri sampai saat ini memang masih berstatus terhukum. Suporter yang identik dengan warna hijau itu dilarang mendampingi Bajul Ijo away hingga Juni 2010 mendatang karena terlibat keributan saat masih berlaga di Divisi Utama 2009 lalu.

Sanksi ini merupakan buntut dari peristiwan yang terjadi pada 7 Mei 2009. Kala itu Bonek mendampingi Persebaya bertandang ke kandang Gresik United.
Pertandingan ini berakhir dengan kemenangan tuan rumah 2-1. Tak puas hasil laga, Bonek pun berbuat ulah di luar stadion.

"Setiap kali tandang, pendukung Persebaya selalu membuat keributan dan selalu berulang. Saat ini mereka juga masih dalam status terhukum dan sudah berani berbuat ulah lagi," ujar Hinca.

Persebaya Diancam Denda Rp250 juta
Komdis PSSI lewat sidang ke-8 yang digelar di kantor PSSI, Senayan, Kamis, 21 Januari 2010 juga menjatuhkan hukuman percobaan denda Rp250 juta selama musim ini kepada panpel Persebaya. Sanksi ini merupakan buntut pelemparan terhadap bus Arema Indonesia dan nyanyian rasis pada lanjutan ISL, 16 Januari 2010.

Akibat aksi ini, Komdis PSSI juga menjatuhkan denda Rp5 juta kepada panpel Persebaya. Uang ini harus diberikan kepada Arema untuk mengganti kerusakan bus tim yang menjadi target pelemparan.


Read more.....

Ribuan Bonek Jarah Pedagang Kaki Lima


WATES, KOMPAS.com - Ribuan suporter Persebaya yang menamakan dirinya Bonekmania menjarah pedagang kaki lima di sekitar Stasiun Wates dan Alun-alun Wates, Yogyakarta. Akibat kejadian itu, belasan pedagang terpaksa menanggung rugi jutaan rupiah.

Kejadian itu berlangsung ketika kereta ekonomi Pasundan jurusan Surabaya-Bandung, berhenti di Stasiun Wates selama kira-kira sepuluh menit, mulai sekitar pukul 14.30. Kereta itu memang dijadwalkan berhenti di Wates untuk keperluan menaik-turunkan penumpang.

Ratusan suporter yang dikenal sebagai bonek alias bondo nekat itu langsung turun gerbong. Mereka melompat dari atap gerbong dan lokomotif, serta langsung menyerbu para pedagang kaki lima yang tersebar di sekitar stasiun.

Dengan berlaru dan berteriak-teriak, mereka mengambil apa saja yang terdapat di dalam kios pedagang, seperti air mineral, rokok, makanan. Mereka bahkan juga merampas perhiasan, uang, dan jam tangan yang dipakai pedagang serta pembeli. Sambil menjarah, mereka menggertak pedagang sehingga kejadian itu berlangsung nyaris tanpa perlawanan.

Seluruh barang jarahan segera dibawa kembali ke dalam gerbong kereta untuk dibagikan kepada rombongan bonek lain yang menunggu di dalam. Bonek bahkan menghardik pihak-pihak yang mencoba untuk mengamankan situasi stasiun, termasuk petugas Kepolisian Resor Kulon Progo dan petugas pengaman stasiun.

"Semua terjadi mendadak. Saya tidak bisa mengamankan barang dagangan. Mau melawan juga takut karena jumlah mereka banyak sekali," ujar Suwarno, pedagang mie ayam.

Akibat kejadian tersebut, Suwarno mengaku mengalami kerugian hingga lebih dari Rp 1 juta. Tidak hanya kehilangan makanan dan barang dagangan, ia juga terpaksa tidak bisa berjualan beberapa hari akibat warung semi permanen dari kayu miliknya nyaris roboh dirusak gerombolan bonek.

Lia (17), pelajar SMA, yang kehilangan tas beserta dompet, telepon genggam, dan buku sekolah, menyebut bonek-bonek sebagai gerombolan anarkis yang biadab. Ia juga menyayangkan lambannya petugas keamanan dalam merespons aksi itu sehingga harus mengorbankan warga yang tidak tahu apa-apa, termasuk dirinya.

Akibat ceroboh, satu bonek bernama Suwardi, jatuh dari atas gerbong dan mengalami luka parah di kepala. Pria berusia sekitar 20-an tahun itu segera dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Wates untuk mendapat perawatan.

Kepala Stasiun Wates Parjiyanto mengaku telah mengetahui kedatangan rombongan bonek, namun ia sama sekali tidak mengira bonek akan melakukan tindakan anarkis. Parjiyanto sudah meminta bantuan pengamanan dari Polres Kulon Progo dan mengimbau para pedagang di sekitar stasiun untuk tutup sementara.


Read more.....

Wah! Bonek Aniaya Wartawan


SOLO, KOMPAS.com — Wartawan foto kantor berita Antara, Hasan Sakri Ghozali, dirawat di RS Panti Waluyo, Solo, Jawa Tengah, setelah kepalanya bocor karena dianiaya dan dilempar batu oleh Bonek, suporter Persebaya Surabaya, Jumat (22/1/2010). Hasan dianiaya di Stasiun Purwosari, Solo, saat meliput ribuan Bonek dalam perjalanan menuju Bandung dengan KA Pasundan. (KUM)



Read more.....

Bonekmania "Ngamuk" di Solo


SOLO, KOMPAS.com — Suporter Persebaya Surabaya, Bonekmania, mengamuk saat singgah di Kota Solo dalam perjalanan menumpang KA Pasundan menuju Bandung, Jumat (22/1/2010).

Persebaya Surabaya akan berlaga di Bandung pada Sabtu besok. Bonekmania melempari stasiun dengan batu, yakni di Stasiun Jebres dan Purwosari. Mereka sebelumnya juga melempari Stasiun Kemiri, Sragen.

Kereta Pasundan yang menuju Bandung terdiri dari tujuh gerbong yang penuh sesak oleh ribuan Bonekmania, baik di dalam maupun di atas gerbong. Meski di tiap gerbong dan di depan lokomotif telah dijaga polisi, Bonekmania tetap berulah di Stasiun Purwosari saat hanya singgah beberapa menit untuk menurunkan penumpang.

Akibatnya, kontributor foto kantor berita Antara Hasan Sakri Ghozali yang tengah bertugas, seorang warga bernama Hanif, dan petugas Brimob Polwil Surakarta Briptu Warsito menjadi korban lemparan batu. Ketiganya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan dan mendapat jahitan di bagian kepala. Seorang Bonekmania juga terjatuh dari kereta dan terluka parah. Ia kini masih berada di Kantor Satuan Lalu Lintas Poltabes Surakarta.


Read more.....

Persebaya Terancam Denda Rp 250 Juta


JAKARTA, Kompas.com - Manajemen Persebaya Surabaya terancam denda Rp 250 juta lantaran pendukung fanatik Persebaya selalu menyanyikan lagu bernada pelecehan terhadap pendukung atau suporter tim lain. Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI Hinca Pandjaitan mengatakan, pihaknya akan mengenakan denda Rp 250 juta jika dalam hukuman percobaannya selama satu musim kompetisi, pendukung atau suporter Persebaya sekali lagi menyanyikan lagu-lagu yang kalimatnya melecehkan pendukung tim lain.

"Denda Rp 250 juta itu efektif akan ditanggung manajemen Persebaya jika pendukungnya dalam hukuman percobaan selama satu musim kompetisi tahun ini masih menyanyikan lagu-lagu yang bernada melecehkan pendukung tim lain," ungkapnya usai sidang Komdis di Sekretariat PSSI, Kamis ((21/1/10) malam.

Menurut Hinca, federasi sepak bola internasional mengecam tindakan bersifat rasis. Karena itu, PSSI juga akan mengambil langkah yang serupa di kompetisi Liga Indonesia.

Dalam pertandingan Persebaya menjamu Arema Malang tanggal 16 Januari lalu, pendukung Persebaya, diakui Hinca, menyanyikan lagu-lagu yang melecehkan pendukung lain. "Itu sudah masuk dalam rana rasisme, makanya kita beri hukuman percobaan berupa denda Rp 250 juta. Denda itu akan berlaku jika dalam satu musim kompetisi tahun ini ada nyanyian yang bernada rasis dari suporter Persebaya," urainya.

Hinca juga menambahkan, akibat dalam pertandingan tandang pendukung Persebaya selalu berbuat onar, maka Komdis juga memberi sanksi larangan bagi tim Persebaya selama dua tahun tidak boleh menghadirkan pendukungnya di lanjutan kompetisi Liga Super Indonesia, saat bertanding di luar kota Surabaya, serta denda sebesar Rp 20 juta bagi manajamen Persebaya.

"Dengan kata lain, jika Persebaya melakukan pertandingan away atau tandang, maka suporter Persebaya dilarang hadir di stadion untuk mendukung Persebaya," tuturnya.

Selain itu, tambah Hinca, kubu Persebaya juga harus mengganti kerugian akibat pelemparan bus yang mengangkut pemain Arema di pertandingan tanggal 16 Januari lalu, sebesar Rp 5 juta.

Selain Persebaya, Komdis juga memberikan sanksi kepada panpel Arema. Hinca mengatakan, panpel Arema harus menanggung sanksi denda Rp 50 juta serta sanksi satu kali pertandingan Arema tanpa penonton.

"Sanksi ini kami berikan saat Arema Malang menjamu Persema Malang di pertandingan tanggal 10 Januari lalu di Stadion Kanjuruhan Malang. Waktu itu penonton membludak sampai tepi lapangan, jelas ini mengganggu kenyamanan dan keamanan tim tamu," paparnya.

ORO


Read more.....

Musyafrie Hat-trick, Persija Naik Dua Tangga



JAKARTA, KOMPAS.com - Penyerang Persija Jakarta, Talaohu Abdul Musyafrie, mencetak tiga gol (hat-trick) yang mengantar timnya menang 3-0 atas Persitara Jakarta Utara, dalam duel lanjutan Liga Super Indonesia, di Gelora Bung Karno, Rabu (20/1/2010). Hasil ini mendongkrak posisi Persija dari peringkat ke-16 ke posisi ke-14.

Kesuksesan Musyafrie tidak lepas dari performa Persija yang mendominasi permainan sepanjang laga. Bermodal penguasaan bola dan permainan sayap, mereka rajin melancarkan ancaman ke lini pertahanan Persitara, terutama dari sektor kanan. Setelah menunggu hingga menit kedelapan, Musyafrie membuka rekening golnya. Memanfaatkan umpan silang Ismed Sofyan dari sisi kiri pertahanan Persitara, Musyafrie mengirim bola masuk ke gawang Persitara.

Unggul 1-0, Persija semakin agresif melakukan tekanan. Di menit kesepuluh, penyerang Bambang Pamungkas nyaris menggandakan keunggulan. Sayang, sepakannya masih melenceng dari sasaran.

Gempuran Persija memaksa Persitara mengendurkan usaha penyerangan dan mulai memperbaiki pertahanan. Namun, usaha ini hanya efektif hingga menit ke-28, saat Musyafrie mencetak gol keduanya. Kali ini, Musyafry sukses membobol gawang Persitara, berkat umpan Aliyudin.

Di menit ke-30, Persitara berhasil menciptakan ancaman serius ke gawang Persija melalui Kabir Prince Bello. Sayang, eksekusinya melenceng ke sisi kiri gawang Persija.

Meski gagal, upaya Bello mendongkrak semangat tempur Persitara. Sayang, meski mampu menghindari ancaman gol Persija, mereka gagal mencetak gol hingga peluit turun minum berbunyi.

Memasuki babak kedua, Persija kembali berusaha mengambil alih pertandingan dan berhasil. Namun, kali ini, Persija tak mudah mengobrak-abrik pertahanan Persitara. Setidaknya hingga menit ke-60, mereka nyaris tak membuat ancaman berarti bagi gawang Persitara.

Di tengah segala kebuntuan itu, Musyafrie kembali tampil memecah kebuntuan dengan sepakan yang mengoyak gawang Persitara di menit ke-72. Memanfaatkan umpan silang Bambang Pamungkas, Musyafrie melesakkan bola ke gawang Persitara.

Persija nyaris menambah dua gol lagi melalui Bambang Pamungkas di menit ke-75 dan ke-78. Sayang, tak satu pun sepakannya mengancam gawang Persitara. Persija pun terpaksa puas menyaksikan dominasinya hanya membuahkan kemenangan 3-0. (*)

TUR


Read more.....

Yel Provokatif, Wasit Berhak Hentikan Pertandingan


JAKARTA, Kompas.com - CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono mengatakan, wasit yang bertugas memimpin pertandingan di kompetisi Liga Super Indonesia bisa menghentikan pertandingan jika mendengar cemohan suporter tim yang sifatnya menghasut permusuhan dengan suporter lain atau provokatif.

"Kami dari PT Liga Indonesia tidak ingin masalah rasisme berkembang di tengah kompetisi Liga Super Indonesia," ungkapnya di kantor Liga Indonesia yang ada di bilangan Kuningan Jakarta Selatan, Selasa (19/1/10).

Menurutnya, wasit sudah diberi masukkan untuk segera menghentikan pertandingan jika mendengar ada nada benci yang ditujukan kepada pendukung suporter lain. "Jika ada pertandingan Persebaya melawan Persela, tetapi suporter pendukung Persebaya meneriakkan yel-yel yang berbau kebencian kepada pendukung kesebelasan Arema, padahal yang bertanding Persebaya menjamu Persela, umpamanya, nah wasit segera menghentikan pertandingan dan meminta agar tidak lagi ada teriakkan yang bernada membenci pendukung lain," paparnya.

Yel-yel yang berbau rasis, diakui oleh Joko, merupakan satu pelanggaran yang tidak dibenarkan oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). "Untuk itulah, kami ingin membersihkan rasisme di kompetisi Liga Indonesia," tandasnya.

Diakuinya, yang dinilai rasisme di sepak bola Indonesia itu adalah upaya yang menghasilkan kebencian kepada pihak lain. "Bisa saja kebencian itu ditujukan kepada pemain, perangkat pertandingan atau pun kelompok suporter lain," jelasnya.

Selain masalah rasisme yang mendapat perhatian utama, PT Liga Indonesia juga mengingatkan kepada kelompok suporter agar tidak lagi meneriakan yel-yel yang ditujukan kepada kelompok suporter lain.

"Jika ini tetap dilakukan, saat klub kebanggaan mereka akan bertanding dengan tim yang suporternya tak disukai, maka polisi pun akan enggan memberikan izin pertandingan tersebut karena khawatir akan terjadi keributan antarsuporter yang juga akan mengganggu jalannya pertandingan," urainya.

ORO


Read more.....

Piala Indonesia Digelar Maret


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Liga Indonesia Djoko Driyono, di Jakarta, Selasa (19/1/2010), mengungkapkan, Piala Indonesia akan digelar awal Maret mendatang. Ajang ini nantinya akan diikuti oleh 32 tim dan digelar di delapan kota (delapan grup) dengan total pertandingan mencapai 80 laga.
"32 tim itu terdiri dari 18 tim Liga Super, 12 tim Divisi Utama, dan dua finalis Divisi I. Dua kota penyelenggara merupakan kota finalis tahun lalu, yaitu Palembang (Sriwijaya FC) dan Jayapura (Persipura). Enam kota lainnya akan dipilih menggunakan sistem bidding," ungkap Djoko.

"Babak 32 besar akan digelar di delapan kota, 16 besar digelar di empat kota, dan delapan besar akan digelar di dua kota. Babak delapan besar akan menggunakan sistem gugur. Untuk semifinal dan final akan diselenggarakan setelah Piala Dunia dan lokasinya ditentukan oleh Liga Indonesia," lanjutnya.

Mengingat Piala Indonesia akan digelar bersamaan dengan Putaran II Liga Super Indonesia (LSI), maka jadwal klub akan sangat padat. Djoko berharap, klub menyiapkan fisik, mental, dan keuangan untuk menjaga kualitas kompetisi di kedua ajang tersebut. (*)

TUR


Read more.....

PT Persija Jakarta Siap Biayai Pertandingan Home Persija



JAKARTA, Kompas.com - Klub Persija Jakarta yang selama ini terancam ditarik dari Kompetisi Liga Super Indonesia bisa bernapas lega. Persija yang selama ini belum jelas badan hukumnya sebagai syarat mutlak anggota Liga Super Indonesia akibat kisruhnya pengurus internal Persija, mulai dibenahi.

Ketua Umum Persija Toni Tobias mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan investor yang merupakan putra daerah Jakarta alias putra Betawi. "Yang jelas kami siap menyelenggarakan pertandingan Persija sendiri di tanah Jakarta, kami sudah siap badan hukum seperti yang dimintakan oleh Badan Liga Indonesia," ungkapnya ditemui di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rabu (6/1/10).

Menurut Toni yang berpangkat Kolonel Laut TNI AL itu, pihaknya bisa bernapas lega karena mendapat dukungan dana dari berbagai pihak termasuk tokoh Betawi tersebut. "Kami tidak ingin terburu-buru mengatakan siapa saja orang yang berani mendanai PT Persija Jakarta sebagai syarat mutlak badan hukum dari klub Persija Jakarta di kompetisi Liga Super Indonesia ini," jelasnya.

Seperti diketahui, PT Liga Indonesia belakangan ini mengancam klub Persija akan dikeluarkan dari Kompetisi Liga super Indonesia karena pengurus PT yang masih bernama PT Persija Jaya sudah dinilai tak aktif mengurus PT. Bahkan CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono mengancam jika tanggal 7 Januari 2010 Persija Jakarta tidak bisa membuat sebuah PT sebagai badan hukum dari klub Persija, maka BLI akan menarik Persija dari Kompetisi Liga Super Indonesia.

Toni mendengar ancaman tersebut mengatakan bahwa, sebelum tanggal 7 Januari habis, pihaknya sudah mendaftarkan PT Persija Jakarta sebagai badan hukum resmi dari klub Persija Jakarta. "Yang jelas kami tidak ingin klub sebesar Persija Jakarta ini menjadi kecil, kami sudah memiliki orang-orang yang berimpati terhadap prestasi Persija Jakarta," paparnya.

Menurutnya, pengurus inti dari PT Persija Jakarta sudah siap didaftarkan kepada PT BLI. "Pengurus inti PT Persija Jakarta sudah siap mendaftarkan diri ke PT BLI, pokoknya sebelum tanggal 7 Januari yang merupakan batas akhir dari PT BLI, pengurus inti kami daftarkan," urainya.

ORO


Read more.....

Ribuan The Jak Menantang Maut


JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan pendukung kesebelasan Persija Jakarta atau biasa disebut The Jak bergerak ke Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, untuk mendukung timnya bertarung melawan kesebelasan PSPS Pekan Baru, Sabtu (5/12) malam. Namun, mereka seakan tak peduli terhadap keselamatan masing-masing dengan menumpang bus atau pick-up secara bergelantungan.

Ribuan The Jak yang mayoritas remaja dari segala penjuru Jakarta itu menantang maut dengan menaiki atap-atap kendaraan, mulai dari mikrolet, bis, truk, hingga mobil box. Bahkan mereka duduk di atas kap mesin yang menghalangi pandangan supir. Tak sedikit dari mereka merupakan remaja perempuan.

Petugas kepolisian yang melihat pelanggaran itu bahkan tidak bisa berbuat banyak. Beberapa petugas yang sedang mengatur lalu lintas hanya terdiam melihat tingkah mereka. Selama perjalanan mereka meneriakkan yel-yel mendukung timnya diiringi gebukan drum yang dibawa. Di sela yel-yel, terkadang mereka mengucapkan umpatan-umpatan kotor dan menghina warga-warga yang dilewatinya. (SAN)


Read more.....
 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Powered by    Login to Blogger