Supporter

From :Muhammad Fadillah
To :humorline@hotmail.com
Subject :Fwd: [bobotoh] MAHIWAL !!!
Date : Wed, 22 Oct 2003 21:04:33 -0700 (PDT)


Gimana menurut mas bambang nih..

tengkiw
D 1 LE

Note: forwarded message attached.


__________________________________
From :

Reply-To :bobotoh@yahoogroups.com
To :bobotoh@yahoogroups.com
Subject :[bobotoh] MAHIWAL !!!
Date : 22 Oct 2003 17:58:48 -0000

Kejadian yang aneh-aneh memang sering terjadi di negara kita !!! bahkan imbasnya sampai ke dunia persepakbolaan kita.

Sepanjang pengetahuan saya mengenai sepak bola, ....... tidak ada yang namanya Supporter terbaik. Karena dalam dunia sepakbola, Supporter hanya merupakan Subjek,... bukan Objek. Jadi dalam hal ini, team sepakbolalah yang menjadi "Artisnya".

Tapi di negara kita, .....
beberapa Kelompok Supporter malah berlomba-lomba untuk menjadi "Artisnya", mereka malah berusaha memberikan hiburan melebihi
Team Sepak bolanya, bahkan dalam hal "Popularitas". Kelompok Supporter yang seperti ini, bahkan melupakan "Hakekatnya", sebagai pendukung dan penonton sepakbola. Mereka secara emosional malah lupa untuk membangkitkan semangat Timnya, karena sibuk mengutamakan misinya. Mereka lupa untuk menikmati "Indahnya" permainan sepakbola, Mereka lupa, Apa yang sebenarnya mereka perjuangkan, Bahkan, .... mereka lupa, untuk tujuan apa mereka datang ke Stadion, karena mereka terlalu sibuk menampilkan nyanyian dan tariannya, padahal pertandingan sepakbola di tengah lapangan sedang berlangsung.

Setahu saya, ..... di negara yang sepakbola sudah sangat maju dan memasyarakat, "Nyanyian" hanya di tujukan untuk memompa semangat juang para Pemain team kesayangannya. Supporter di Negara Eropa dan Amerika Latin khususnya, tidak pernah melakukan "Tarian-tarian" anehnya selama pertandingan berlangsung. Mereka hanya melakukan Konfigurasi tangan dengan tepukan-tepukan kompak, dan mengangkat tangannya sebagai sinyal kepada para pemain untuk terus berjuang selama di lapangan, dan itupun dilakukan hanya sekali-sekali, disesuaikan dengan situasi dan kondisi pertandingan.

Adakalanya kita harus bernyanyi, ... adakalanya kita harus menari, yang jelas jangan sampai dilakukan sepanjang pertandingan yang tengah
berlangsung.

Diluar semua itu, ..... apa perlu adanya pemilihan Kelompok Supporter terbaik? apa tujuannya? dan yang paling membingungkan, ..... APA KRITERIANYA ????

Dari dulu, VIKING selalu mempertanyakan hal tersebut kepada pihak PSSI. Bukankah kita datang ke STADION untuk mendukung dan mencurahkan TOTALITAS dan KECINTAAN kita kepada TEAM KESAYANGAN kita ? dan bukan untuk MENJADI yang TERBAIK serta mencari POPULARITAS. Kalau begini terus kondisi Supporter di Indonesia, ........ bisa jadi POPULARITAS Tim Sepakbolanya, akan terlindas oleh POPULARITAS Supporternya. Sungguh kasihan Team Sepakbola yang harus mengalami hal demikian, ....... amit-amit !!!


Selaku Supporter sejati, tampilah apa adanya, spontan dan berlandaskan rasa cinta terhadap Tim yang dibelanya. Peran Supporter adalah berusaha menjadi
PEMAIN KE-12. Dan kepada rekan-rekan sekalian, Tetaplah seperti itu!! jaga rasa 'Cinta" terhadap PERSIB, curahkan seluruh totalitas kalian hanya untuk
PERSIB, ketika memberi dukungan !!! dengan cara itu, IKATAN BATHIN antara SUPPORTER dan TEAM SEPAKBOLANYA pasti akan tercipta, dan itu sangat efektif dalam mendongkrak MOTIVASI para PEMAIN.

Ketika Team kita MENANG, ..... kita pantas BERSORAK, ...... dan ketika Team kita KALAH, ...... kita pantas MENANGIS. Ketika Team kita BERJAYA, ......
kita Pantas MEMUJANYA, ........ dan ketika team kita TERPURUK, ..... Kita HARUS MENEMANINYA !!! itulah salah satu bentuk CINTA YANG TULUS, sesuatu yang tak dapat dibeli oleh apapun dan merupakan ANUGRAH dari TUHAN YME!!

Saya akan bertanya apakah KITA pantas menjadi yang TERBAIK ??, sedangkan Team yang kita Bela tidak meraih penghargaan apapun.

Jabat Erat
VIKING PERSIB CLUB
-- YOEDI BADUY ---


Read more.....

Aksi Brutal Terjadi di Dalam Stadion

Jumat, 5 Oktober 2001

Kompas/julian sihombing
Jakarta, Kompas


Semifinal Liga Bank Mandiri yang digelar di Stadion Utama, Gelora Bung Karno hari Kamis (4/10) kembali tercoreng. Persepakbolaan nasional tetap belum beranjak dari warna brutal para pendukung tim-tim yang berlaga di semifinal. Stadion Utama Senayan diperkirakan merugi sekitar puluhan juta rupiah akibat kerusakan yang dilakukan brutal para pendukung. Sekjen PSSI Tri Goestoro, mengutip pernyataan Ketua Umum PSSI Agum Gumelar, kepada Kompas menyatakan rasa penyesalannya akibat ulah brutal para pendukung itu. "Ketua Umum PSSI menyatakan penyesalannya karena masih juga ada aksi brutal yang diperlihatkan pendukung tim," kata Tri.

"Kita sama-sama melihat justru di lapangan hijau sportivitas dijunjung tingi. Tetapi penonton masih belum dewasa juga. Analisis kami, ulah brutal itu datang dari
suporter yang tidak tergabung di dalam koordinator suporter. Kami mengimbau agar di final hari Minggu, para pendukung kedua tim yang menjunjung sportivitas sebagaimana dipertunjukkan oleh tim-tim yang mereka dukung," kata Sekjen PSSI.

Di semifinal itu, Persija Jakarta mengalahkan Persebaya Surabaya 2-1 (1-0). Pencetak gol Persija adalah Luciano Leandro di menit ke-41, dan Antonio Claudio di menit ke-86. Gol balasan Persebaya disumbangkan melalui penalti Uston Nawawi di menit ke-60.

Di semifinal kedua, juara bertahan PSM Makassar juga melaju ke final setelah menekuk PSMS Medan 5-4 melalui adu penalti. Sampai 120 menit pertandingan kedudukan tetap imbang 2-2 (1-1, 2-2, 2-2, 2-2).

Tiga algojo PSMS yang gagal menjalankan tugasnya dengan baik adalah Maurmada Marco, Edu Juanda dan Selamet Riyadi. Dua lainnya, Colly Misrun dan Ariel Guterrez, berhasil mengecoh penjaga gawang PSM Hendro Kartiko.

Sementara PSM Makassar hanya gagal di dua tendangan penalti yang dilakukan Miro Baldo Bento dan Ilham. Tiga algojo PSM lainnya yang menjalankan tugasnya dengan baik ke gawang PSMS yang dikawal penjaga gawang pengganti Suprayetno adalah Bima Sakti, Ortisan Salossa, dan Carlos De Mello.

Persija, juara tujuh kali Divisi Utama PSSI, dan PSM Makassar yang juara bertahan, akan bertemu di final hari Minggu mulai pukul 16.00 WIB. Presiden Megawati Soekarnoputri akan hadir di final itu sekaligus menyerahkan Piala Presiden ke tim juara.

Pertontonkan kekerasan

Berbagai aksi perusakan dipertontonkan para pendukung tim-tim yang berlaga di semifinal. Mereka merusak dan membakar bangku penonton, terlibat tawuran-bahkan memakai anak panah dari besi-dan saling lempar benda keras. Berbagai aksi brutal penonton ini kerap terlambat diantisipasi pihak keamanan. Di tribun atas, pembakaran spanduk dan bangku penonton terkesan didiamkan polisi.

Pembakaran spanduk dan tempat duduk penonton dimulai ketika partai Persija melawan Persebaya dimulai pukul 16.00. Para pendukung tim "Bajul Ijo" mulai menunjukkan agresivitasnya dengan membakari berbagai benda termasuk kertas, spanduk, dan bangku di tribun atas dan bawah selatan stadion.

Pembakaran ini didiamkan saja oleh aparat keamanan. Berulang kali announcer pertandingan mengimbau para pendukung tim "Bajul Ijo" menghentikan aksinya. Tetapi, imbauan ini tidak diacuhkan. Beberapa saat kemudian, atas kesadaran sendiri, mereka memadamkan api yang berkobar di kursi-kursi penonton di atas dan bawah tribun selatan.

Juga terjadi aksi pelemparan anak panah dari besi saat berlangsungnya partai keras antara PSMS melawan PSM, di timur tribun atas dan bawah. Sebagian penonton pendukung tim "Ayam Kinantan" bentrok dengan pendukung tim "Juku Eja".

Awalnya, para pendukung PSMS terdesak dan mencoba menghindari serbuan pendukung PSM dengan mencoba melompati pagar pembatas ke lintasan atletik. Tetapi, mereka dipukul mundur kembali ke tribun oleh aparat kepolisian.

Setelah itu, pendukung PSMS kembali mengejar pendukung PSM sampai ke sisi utara di bawah papan pencatat skor. Akibatnya, pendukung PSM yang terdesak juga menyelamatkan diri melompati pagar turun ke lintasan atletik di utara stadion. Polisi kembali memukul mundur para pendukung PSM dengan tendangan dan pukulan tongkat agar naik kembali ke tribun.

Warna lain yang meningkahi semifinal adalah lambannya tindakan awal aparat keamanan sehingga kerusuhan dan aksi pembakaran bukannya mereda, tetapi justru dilawan para pendukung tim-tim yang bertanding. (bw)

Read more.....

Keempat Tim Akan Tampil Sesuai dengan Karakter Khas

Kamis, 4 Oktober 2001

Kompas/julian sihombing
Jakarta, Kompas

Keempat tim empat besar Liga Bank Mandiri-PSMS Medan, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, dan PSM Makassar-bertekad akan mempertontonkan permainan terbaiknya di semifinal Liga Bank Mandiri hari Kamis (4/10) ini. Keempat tim juga menjanjikan akan tampil sesuai dengan karakter khas masing-masing yang sudah dikenal para pencinta sepak bola.

Tim "Ayam Kinantan" PSMS berjanji akan tampil seperti yang sudah dikenal dengan permainan kerasnya. PSM atau tim "Juku Eja" berjanji bermain solid dan merata tanpa tergantung dari seorang pemain bintang.

Sementara tim "Bajul Ijo" akan turun dengan
ciri permainan menyerang. Dan tim "Macan Kemayoran" yang difavoritkan menjadi juara akan turun dengan ciri khasnya bermain cantik dan langsung menyerang di menit-menit awal.

Tekad mereka mengemuka saat jumpa pers di Sekretariat PSSI di Jakarta, hari Rabu. Dalam jumpa pers itu hadir Pelatih PSMS Suimin Dihardja, Pelatih Kepala PSM Syamsudin Umar, Pelatih Persebaya Rudy Keltjes, dan Asisten Pelatih Persija Isman Jasulmei yang didampingi kapten Budiman. Hadir juga Sekretaris Jenderal PSSI Tri Goestoro, Bendahara PSSI Irawadi Hanafi, dan Kepala Humas PSSI Eddi Elison.

Menurut jadwal, Presiden Megawati Soekarnoputri diharapkan akan hadir di final hari Minggu nanti untuk menyerahkan Piala Presiden. Tetapi, sampai kemarin petang Tri Goestoro masih belum mendapat konfirmasi kehadiran Presiden.

Juara Liga Bank Mandiri kali ini akan diberikan hadiah Piala Presiden sebagai piala bergilir, dan uang pembinaan Rp 75 juta. Sementara runner-up menerima uang pembinaan sebesar Rp 50 juta.

Untuk pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak masing-masing mendapat Rp 25 juta. Selain itu, PSSI juga akan memberikan hadiah khusus kepada tim terbaik dalam bentuk penghargaan dan uang yang belum ditentukan besarnya.

PSMS "pincang"

Suimin dan kapten PSMS Slamet Riyadi berjanji akan menampilkan permainan terbaik dengan ciri khas keras, tetapi bukan kasar. "Tidak ada jalan lain melawan PSM kecuali tampil habis-habisan. PSMS akan turun dengan kekuatan penuhnya," janji Slamet.

Sedangkan Suimin mengakui kinerja timnya kali ini agak sedikit "pincang" karena ketidakhadiran gelandang M Erwin (30) yang terkena hukuman dilarang main aktif setahun oleh Komisi Disiplin PSSI.

"Absennya Erwin yang dihukum akan mengganggu kinerja tim kami. Tetapi, saya ingatkan, tim lain jangan pernah menganggap enteng kami," kata Suimin.

Suimin juga mengungkapkan ada empat pemain yang cedera, yakni Slamet, Colly Misrun, Marco Maurmada, dan Edu Juanda. "Ada empat pemain kami yang cedera, dan saya harap mereka semuanya pulih dalam waktu dekat ini. Tetapi, untuk tim-tim yang lain, harap diingat bahwa cederanya empat pemain kunci ini tidak akan menurunkan kekuatan kami," tegas Suimin.

PSMS Medan, menurut Suimin, tetap mempunyai karakter kuat walaupun kekuatan timnya berkurang menjadi tersisa 60 persen. PSMS berharap para pemain pengganti yang disiapkan bisa melapis kekurangan yang ada.

"Kami akan tetap menurunkan pemain-pemain kunci itu, tetapi mereka tidak jadi starter. Lihat dulu pemulihan kondisi mereka dalam hari-hari ini," kata Suimin yang mengaku dijanjikan hadiah naik haji oleh pengurus PSMS jika mampu membawa timnya lolos ke final.

Sementara Syamsudin menilai ambisi Manajer Tim Kadir Halid yang ingin mempertahankan gelar-sekaligus mencatat rekor dua kali juara dua kali berturut-turut-sebagai pelecut semangat dirinya dan anak-anak asuhannya. "Semua pemain kami siap dan fit, tidak ada yang cedera. Kami sebagai juara bertahan siap menghadapi permainan keras yang akan dikembangkan PSMS," kata Syamsudin.

Sementara itu, kubu Persebaya dan Persija lebih memilih merendah dan enggan mengungkap strategi. Mereka lebih memilih berbicara mengenai para pendukungnya yang dikhawatirkan akan menimbulkan keonaran.

Kedua tim sudah dipastikan akan kehilangan sejumlah pemainnya karena terkena kartu merah. Persebaya dipastikan akan turun tanpa pemain belakang Agung Setyabudi, sementara Persija tidak bisa memainkan Ebanda Timothe Gillian dan Djoko Kuspito.

"Sebagai pelatih, urusan kami bukan mengurus suporter. Suporter adalah urusan koordinator suporter dan pihak penanggung jawab keamanan. Kami hanya ingin bermain sebaik mungkin untuk menjadi juara. Tetapi, kami imbau para suporter Persebaya jangan membuat onar di Jakarta. Tontonlah dan nikmatilah sepak bola. Jangan buat onar," kata Rudy.

Sementara Budiman hanya berucap singkat, "Persija akan tampil habis-habisan di depan pendukung kami". (bw)

Read more.....
 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Powered by    Login to Blogger