Mohammad Djamiat Dalhar

Djamiat Dalhar, Legenda Sepakbola Nasional dari Persija
Mohammad Djamiat Dalhar adalah salah satu pemain legendaris Persija sekaligus juga tim nasional. Pemain yang lebih sering disebut Djamiat Dalhar ini lahir di Yogyakarta 25 November 1927, dan meninggal 23 Maret 1979. 

Djamiat Dalhar berasal dari keluarga guru sekolah Muhammadiyah. Ayahnya, Dalhar, adalah pemain sepakbola yang andal di kota kelahirannya, di samping tokoh Muhammadiyah.

Djamiat Dalhar mulai main sepakbola sejak kanak-kanak, di alun-alun sekitar masjid Agung Yogyakarta. Selanjutnya ia  bergabung dengan klub
HW (Hisbul Wathan) Yogya, dimana ayahnya juga bermain. Saat itu Djamiat masih bermain tanpa memakai sepatu. Posisinya sebagai kiri dalam sama seperti ketika saat Djamiat memperkuat tim PSSI.

Sosok pesepakbola yang mempengaruhi permainan Djamiat adalah Soedarmadji, salah satu pemain pribumi yang memperkuat Hindia Belanda dalam Piala Dunia 1938. Setelah menonton Soedarmadji bermain. Djamiat kemudian coba menirukannya, Selanjutnya Djamiat berusaha mengembangkan kemampuan dirinya sendiri. 

Kesungguhan itu pula yang membuat drg. Endang Witarsa, lawan mainnya saat pertandingan di Semarang, terkesan saat berjumpa kembali dengan Djamiat di Jakarta.

Setelah didera cedera lutut, Djamiat memutuskan hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah di Sekolah Apoteker Salemba, Jakarta. drg. Endang Witarsa yang sudah praktek dokter gigi di RS Cipto Mangunkusumo kemudian menawarkannya berobat dengan seorang dokter ahli sekaligus mencarikan donatur untuk mengobati cidera lutut yang sepertinya akan mengakhiri karir sepakbola Djamiat. Operasi itu berhasil dan ia dapat meneruskan karir sepakbolanya dengan bergabung pada klub UMS yang dilatih Witarsa.

Karier sepak bolanya meningkat ketika pelatih PSSI asal Yogoslavia, Tony Pogacnik, kembali memanggilnya untuk memperkuat tim nasional. Djamiat mesti berjuang keras untuk menjadi pemain nasional. Ia sempat diragukan karena tubuhnya mulai gemuk, dan juga perlu perjuangan ekstra keras untuk menggantikan pemain-pemain yang sudah mapan.

Kini, namanya diabadikan sebagai Piala Kerjurnas Sepakbola Di Bawah Umur 17, yang didedikasikan atas peranannya dalam mencari bibit-bibit unggul sepakbola nasional.
Sumber: jakarta.go.id

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Powered by    Login to Blogger