Jakarta, Kompas
Partai cantik antara "macan Kemayoran" Persija melawan PSMS Medan yang berakhir 3-1 (2-0) di Stadion Lebakbulus (Jakarta Selatan), Rabu (26/4), dinodai ulah brutal suporter PSMS Medan. Beberapa kali mereka melempari pemain di saat pertandingan dan masuk ke lapangan sambil melempari suporter lawan ketika pertandingan telah selesai.
Penjaga gawang Persija, Tata Saptaji merupakan pemain yang paling menderita karena gawangnya berada di depan tribune barat, tempat sebagian suporter PSMS menonton. Beberapa kali lemparan botol plastik minuman jatuh di sekitar Tata.
Setelah pertandingan usai, ratusan pendukung PSMS memasuki lapangan dari pintu barat sambil membawa tongkat-tongkat bambu dan botol-botol plastik. Mereka melempari sebagian penonton yang masih ada di tribune utama, serta berusaha menyerang suporter Persija di tribun utara dan di lapangan.
Kejadian yang berlangsung sekitar 20 menit itu berakhir saat
sejumlah polisi mengusir mereka keluar arena. Namun para pendukung PSMS itu tidak langsung pulang, mencegat "musuhnya" di Jalan Lebakbulus. Mereka antara lain mengeroyok dua pendukung Persija yang melintas naik sepeda motor.
Partai itu sendiri berlangsung menarik, meski tim "Macan Kemayoran" yang tetap menggunakan pola 3-6-1 lebih menguasai lapangan. Nuralim, Warsidi, Aris Hindarto, Budiman, Ali Sunan, Anang Maruf, Imran Nahumaruri, serta Bambang Pamungkas menampilkan kematangan teknis dengan umpan satu-dua sentuhan serta pergerakan yang terorganisir.
Sementara itu, di Stadion Haji Agus Salim, Semen Pa-dang yang bermain dengan 10 pemain menghempaskan Persijatim 2-1 (2-0). Dua gol kemenangan dicetak Ellie Aiboy dan Erol FX Iba.
"Alhamdulillah, dengan 10 pemain kita berhasil menumbangkan Persijatim. Kekalahan 4-0 saat partai tandang di putaran pertama berhasil kita tebus. Tekad kita dari semula memang menang dan hasilnya seperti Anda lihat," kata Jenni-wardin.
Di Stadion Gajayana, tuan rumah Arema Malang menundukkan Pupuk Kaltim Bontang 3-1. Luar biasanya, tiga gol Arema terjadi dalam kurun tidak lebih dari lima menit pertama.
Sekitar 25.000 penonton meneriakkan lagu-lagu dan yel-yel "tidak mungkin, tidak mungkin" yang artinya tidak mungkin Arema kalah. Makanya tiga gol datang begitu cepat karena para pemain lawan seperti kehilangan konsentrasi menghadapi yel-yel penonton.
Kalah lagi
Di Stadion Teladan, tuan rumah Medan Jaya kembali takluk di kandang sendiri, kali ini 1-2 dari PSBL Bandarlampung. Lebih menguasai jalannya pertandingan, PSBL membuka gol menit ke-27 melalui tembakan Widianto. Gol kedua diciptakan Doni Sember menit ke-80, sedangkan balasan Medan Jaya diciptakan Muhlis tiga menit menjelang pertandingan usai.
Kubu PSBL menyambut sangat gembira kemenangan ini, karena mereka telah selamat dari ancaman degradasi. "Dengan posisi di kisaran papan tengah, sudah bisa dipastikan kita tidak akan degradasi," ujar pelatih Halilintar Gunawan.
Di Stadion Mattoangin, tuan rumah PSM Makassar hanya mampu memasukkan satu gol ke gawang PSIM Yogyakarta. Gol yang dicetak Kurniawan Dwi Yulianto melalui sundulan menit ke-66 ini menjadi satu-satunya gol hingga pertandingan usai. Sementara dua gol PSM lainnya dianulir wasit Sugito.
Penampilan tim asuhan Syamsuddin Umar kali ini sangat buruk, sebab sepanjang pertandingan banyak peluang gol yang tidak dapat diselesaikan para pemain depan.
Tampil menyerang sejak awal pertandingan, tim "Juku Eja" praktis menguasai lapangan. Sayangnya, tidak kompaknya para pemain depan membuat serangan-serangan yang dibangun tidak terselesaikan dengan baik.
Meski kalah, pelatih PSIM Yogyakarta, Bartje Matulapelwa mengaku cukup puas dengan penampilan tim asuhannya yang dalam pertandingan ini tampil tanpa pemain asing.
Yang menarik, para pemain PSM dalam pertandingan ini membagikan baju kaus bertuliskan "Kuncoro, Kami Tetap Bersamamu" kepada para penonton. Pembagian kaus ini dimaksudkan untuk memberi semangat bagi pemain PSM yang sementara terbaring sakit itu. (yul/sp/ody/joy/yns/nal)
Comment Form under post in blogger/blogspot