Acungan Jempol buat Ebanda Timothy

Catatan Sepak Bola Ronny Pattinasarany

TIDAK pelak lagi bintang dari pertandingan semifinal Persija Vs PSIS hari Kamis (1/4) adalah Ebanda Timothy dari PSIS. Kemampuannya mengkoordinir lapangan tengah membuat permainan PSIS secara keseluruhan enak ditonton. Aliran bola dari kaki ke kaki secara cepat dilakukan pemain dalam usaha menerobos pertahanan lawan.

Timing-nya sering tepat pada saat datang membantu rekannya yang berada dalam kesulitan dan pandai mengubah arah permainan dari satu sisi lapangan permainan ke sisi lain. Yang menonjol dari Ebanda tugasnya mematikan gerakan
otak serangan Persija, Luciano Leandro, dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Kemenangan PSIS bukan karena nasib, mereka justru mampu menerapkan taktik tepat guna dalam meredam kekuatan lawan. Mengetahui kelebihan kualitas individu pemain, sejak awal pertandingan, mereka mampu merebut insiatif permainan.

Mereka bukan saja melakukan tekanan keras terhadap lawan yang menguasai bola, tetapi juga setiap pemain Persija yang dianggap bisa membahayakan gawangnya mendapatkan pengawalan ketat. Begitu kehilangan bola, pemain tidak mundur masuk bertahan ke daerah permainan sendiri, tetapi langsung menekan lawan yang menguasai bola.

Taktik ini sangat jitu dalam mengganggu konsentrasi pemain Persija. Akibatnya mereka kehilangan kontrol terhadap pertandingan, membuat mereka mudah melakukan kesalahan dan sulit melepaskan diri dari tekanan lawan. Di sinilah awal kesalahan yang dilakukan Persija.

Mereka justru mengikuti ritme yang dikembangkan lawan. Tanpa ada usaha meredam kecepatan permainan PSIS, dengan menurunkan tempo permainan misalnya melakukan umpan dari ke kaki yang didukung dengan pergerakan pemain tanpa bola. Dengan tujuan utama menahan bola selama mungkin dalam penguasaan tim.

Begitu mampu menggagalkan serangan, terlihat pemain Persija ingin secepatnya mengalihkan bola masuk ke daerah permainan lawan. Rocky maupun Miro Bento di depan senantiasa kesulitan menerobos lini pertahanan lawan. Di babak kedua, penampilan Persija tetap saja monoton, tidak ada perubahan taktik guna mencari peluang di daerah pertahanan lawan.

Di sini terlihat ketidakjelian pelatih Herry Kiswanto dalam mengoptimalkan kekuatan timnya. Toh kalah satu atau lebih sama saja, timnya pasti tersingkir. Dalam situasi ini, pelatih harus berani ambil risiko dengan menempatkan banyak pemain naluri menyerang.

***

DARI pertandingan semifinal lainnya, Persebaya Surabaya melalui perjuangan berat dan melelahkan akhirnya menang melalui tendangan adu penalti. Partai pertandingan Persebaya lawn PSMS Medan berlangsung menarik dan menegangkan. Ini juga karena dua tim dalma kompetisi perserikatan sebelumnya termasuk musuh bebuyutan.

Kelebihan kualitas individu pemain, membuat Persebaya mampu memegang kendali permainan. Koordinasi antarpemain terjaga baik, memudahkan mereka saling mengontrol baik saat timnya berada dalam situasi menyerang, maupun bertahan.

Penekanan pada kekuatan daya serang, memaksa PSMS Medan banyak menarik pemainnya masuk bertahan di daerah permainan sendiri, guna meredam kekuatan daya serang lawan. Sayang semangat guna mempertahankan gawangnya dari kebobolan, tidak diimbangi dengan tugas yang jelas di antara sesama pemain.

Tingginya tempo permainan yang dikembangkan PSMS, bukan saja menggoyahkan konsentrasi kekuatan pertahanan Persebaya, tetapi juga banyak menguras tenaga pemain. Tidak terlihat lagi penjagaan ketat terhadap lawan. Begitu juga saat gagal menyerang, pemain tidak lagi disiplin untuk secepatnya kembali ke posisi agar dapat mengontrol permainan lawan.

Beruntung dalam kondisi pemain yang tidak lagi prima, PSMS tidak dapat memanfaatkan situasi untuk terus menekan pertahanan Persebaya. Bahkan terlihat setelah mampu menyamakan kedudukan satu-satu konsentrasi pemain terpecah, antara tetap ingin meningkatkan daya serang, tetapi, juga tidak ingin gawangnya kebobolan.

Lolosnya dua tim Persebaya dan PSIS tampil di partai final tanggal 4 April nanti, diramalkan berlangsung menarik, mengingat dua tim punya kualitas yang tidak berbeda jauh, dan sama punya dukungan fans yang fanatik. *

Sumber: psmsmedan.multiply.com

Turunkan Nurdin mengatakan...

Leandro sekarang jadi pelatih dimana ya ?
Itu berita tanggal tahun berapa bro ?

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Powered by    Login to Blogger