Aksi Brutal Terjadi di Dalam Stadion

Jumat, 5 Oktober 2001

Kompas/julian sihombing
Jakarta, Kompas


Semifinal Liga Bank Mandiri yang digelar di Stadion Utama, Gelora Bung Karno hari Kamis (4/10) kembali tercoreng. Persepakbolaan nasional tetap belum beranjak dari warna brutal para pendukung tim-tim yang berlaga di semifinal. Stadion Utama Senayan diperkirakan merugi sekitar puluhan juta rupiah akibat kerusakan yang dilakukan brutal para pendukung. Sekjen PSSI Tri Goestoro, mengutip pernyataan Ketua Umum PSSI Agum Gumelar, kepada Kompas menyatakan rasa penyesalannya akibat ulah brutal para pendukung itu. "Ketua Umum PSSI menyatakan penyesalannya karena masih juga ada aksi brutal yang diperlihatkan pendukung tim," kata Tri.

"Kita sama-sama melihat justru di lapangan hijau sportivitas dijunjung tingi. Tetapi penonton masih belum dewasa juga. Analisis kami, ulah brutal itu datang dari
suporter yang tidak tergabung di dalam koordinator suporter. Kami mengimbau agar di final hari Minggu, para pendukung kedua tim yang menjunjung sportivitas sebagaimana dipertunjukkan oleh tim-tim yang mereka dukung," kata Sekjen PSSI.

Di semifinal itu, Persija Jakarta mengalahkan Persebaya Surabaya 2-1 (1-0). Pencetak gol Persija adalah Luciano Leandro di menit ke-41, dan Antonio Claudio di menit ke-86. Gol balasan Persebaya disumbangkan melalui penalti Uston Nawawi di menit ke-60.

Di semifinal kedua, juara bertahan PSM Makassar juga melaju ke final setelah menekuk PSMS Medan 5-4 melalui adu penalti. Sampai 120 menit pertandingan kedudukan tetap imbang 2-2 (1-1, 2-2, 2-2, 2-2).

Tiga algojo PSMS yang gagal menjalankan tugasnya dengan baik adalah Maurmada Marco, Edu Juanda dan Selamet Riyadi. Dua lainnya, Colly Misrun dan Ariel Guterrez, berhasil mengecoh penjaga gawang PSM Hendro Kartiko.

Sementara PSM Makassar hanya gagal di dua tendangan penalti yang dilakukan Miro Baldo Bento dan Ilham. Tiga algojo PSM lainnya yang menjalankan tugasnya dengan baik ke gawang PSMS yang dikawal penjaga gawang pengganti Suprayetno adalah Bima Sakti, Ortisan Salossa, dan Carlos De Mello.

Persija, juara tujuh kali Divisi Utama PSSI, dan PSM Makassar yang juara bertahan, akan bertemu di final hari Minggu mulai pukul 16.00 WIB. Presiden Megawati Soekarnoputri akan hadir di final itu sekaligus menyerahkan Piala Presiden ke tim juara.

Pertontonkan kekerasan

Berbagai aksi perusakan dipertontonkan para pendukung tim-tim yang berlaga di semifinal. Mereka merusak dan membakar bangku penonton, terlibat tawuran-bahkan memakai anak panah dari besi-dan saling lempar benda keras. Berbagai aksi brutal penonton ini kerap terlambat diantisipasi pihak keamanan. Di tribun atas, pembakaran spanduk dan bangku penonton terkesan didiamkan polisi.

Pembakaran spanduk dan tempat duduk penonton dimulai ketika partai Persija melawan Persebaya dimulai pukul 16.00. Para pendukung tim "Bajul Ijo" mulai menunjukkan agresivitasnya dengan membakari berbagai benda termasuk kertas, spanduk, dan bangku di tribun atas dan bawah selatan stadion.

Pembakaran ini didiamkan saja oleh aparat keamanan. Berulang kali announcer pertandingan mengimbau para pendukung tim "Bajul Ijo" menghentikan aksinya. Tetapi, imbauan ini tidak diacuhkan. Beberapa saat kemudian, atas kesadaran sendiri, mereka memadamkan api yang berkobar di kursi-kursi penonton di atas dan bawah tribun selatan.

Juga terjadi aksi pelemparan anak panah dari besi saat berlangsungnya partai keras antara PSMS melawan PSM, di timur tribun atas dan bawah. Sebagian penonton pendukung tim "Ayam Kinantan" bentrok dengan pendukung tim "Juku Eja".

Awalnya, para pendukung PSMS terdesak dan mencoba menghindari serbuan pendukung PSM dengan mencoba melompati pagar pembatas ke lintasan atletik. Tetapi, mereka dipukul mundur kembali ke tribun oleh aparat kepolisian.

Setelah itu, pendukung PSMS kembali mengejar pendukung PSM sampai ke sisi utara di bawah papan pencatat skor. Akibatnya, pendukung PSM yang terdesak juga menyelamatkan diri melompati pagar turun ke lintasan atletik di utara stadion. Polisi kembali memukul mundur para pendukung PSM dengan tendangan dan pukulan tongkat agar naik kembali ke tribun.

Warna lain yang meningkahi semifinal adalah lambannya tindakan awal aparat keamanan sehingga kerusuhan dan aksi pembakaran bukannya mereda, tetapi justru dilawan para pendukung tim-tim yang bertanding. (bw)

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Powered by    Login to Blogger